Di Malaka, Religi Perarakan Besar Dibanjiri Ribuan Orang
Malaka. Sejak pagi. Ribuan orang berjejal-jejal di sana. Begitu menyemut kala dilihat dari atas drone.
Malaka, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak pagi. Di Rabu 31 Oktober itu, memiliki suasana sendiri yang begitu menggugah rasa.
Ribuan orang, sejak pagi itu, dari berbagai penjuru itu rupanya sedang hadir dalam perhelatan massal Perarakan Besar Patung Santa Maria Nain Feto Feto.
Tak hanya orang Malaka, dari negara tetangga Timor Leste pun juga ikut berbondong-bondong menuju Goa Lourdes Ina Maria Nain Feto Malaka atau biasa disebut Gua Maria Tubaki Betun Malaka.
Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, yang ikut membaur dalam kerumunan, mengatakan, aacara massal ini membuat semua larut dalam sukacita.
"Sukacita yang mampu membetot daya tarik wisata. Wisata religi khususnya. Wisata yang tanpa menggurangi nilai-nilai leluhur dari ritual keagaman ini," kata Stefanus Bria Seran.
Menurut Bupati, untuk semakin menjadi daya tarik, semua lini penyelenggaraan terus dibenahi. Kemasan juga dikayakan agar punya aksen semenarik mungkin.
"Misal, kita juga sudah menginformasikan bahkan ke negara tetangga jauh hari sebelum acara. Bahkan minat warga Timor Leste sangat tinggi. Karena negara tetangga yang beragama Katolik sangat banyak sekali. Tidak hanya itu, dari segi Infrastruktur juga dibenahi, kemasan kegiatan lain juga disiapkan, tanpa mengurangi bobot kegiatan keagamaan," ujarnya.
Di luar Pemerintah NTT, Kementerian Pariwisata RI sangat menyambut baik upacara budaya yang digelar di crossborder area ini.
Di mana pun area perbatasan, selalu menarik untuk dikunjungi. Digelarnya event ini adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya negara tetangga. Terlebih NTT memiliki tiga pintu yang bisa dilewati wisatawan mancanegara.
"Kami ingin meningkatkan kunjungan wisman, khususnya pasar Timor Leste lewat pos-pos pintu perbatasan. Khususnya yang ada di NTT lewat tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Yaitu PLBN Mota'ain di Belu, PLBN Motamasin Malaka, dan PLBN Wini di Timor Tengah Utara. Juga lewat enam PLB," papar Plt Deputi Pengembangan Pemasaran I Ni Wayan Giri Adnyani.
Sementara itu Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III, Muh. Ricky Fauziyani, menjelaskan, NTT tahun ini ditargetkan sebagai penyumbang wisman cross border area ke-II setelah Kepulauan Riau (Kepri). Kepri sendiri ditargetkan menyumbang 2,187,000 juta wisman. Dan NTT ditargetkan menyumbang wisman 1,635,354 juta wisman pada 2018.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Wisman Timor Leste pada periode Januari hingga Juli 2018 1,005,600 wisman. Naik 89,16 persen menjadi 531,600 dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Wisman Timor Leste pada bulan Juli 2018 mencapai 163,300 wisman, naik 91,44 persen dibanding Juli 2017 yang mendatangkan 85,300 wisman.
Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I, Hendry Noviardi, juga menegaskan jika banyak event cross border selalu memiliki daya tarik bagi wisatawan dan dipadati banyak wisatawan.
"Kemasan festival cross border selalu mempunyai daya tarik. Sehingga wisatawan datang dalam jumlah besar. Unsur atraksi yang menarik dan jarak yang tidak terlalu, menjadi alasan wisatawan cross border selalu memadati event seperti Pararakan Patung Santa Maria Nain Feto Feto Malaka ini," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga optimis Banyaknya Festival Crossborder di Malaka ini mampu menjaring wisatawan mancanegara. Apalagi festival ini juga turut mengenalkan potensi budaya dan kerajinan tangan NTT.
“Event ini juga melihatkan Budaya dan kerajinan tangan juga ditampilkan. Oleh sebab itu, Event Crossborder ini adalah sarana tepat untuk mengenalkan budaya Malaka dan NTT,” ujar Arief Yahya Menteri Pariwisata RI.(*)