Di Luar Agenda, Jokowi Ziarahi Makam Bung Karno
Di tengah kunjungan kerjanya ke Blitar, Jawa Timur, Presiden Joko Widodo berziarah ke makam Bung Karno, proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia. Kunjungan ini dilakukan di luar agenda kepresidenan.
Saat berziarah, Presiden tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan berpeci hitam. Ia tiba di lokasi pada pukul 14.15 WIB, Kamis, 3 Januari 2019.
Selama beberapa waktu Kepala Negara terlihat bersimpuh dan memanjatkan doa. Presiden juga menabur sekaligus membereskan bunga yang terserak di atas makam.
Dalam kunjungan ke Blitar dan Tulung Agung ini, Jokowi meninjau rehabilitasi saluran irigasi di Lodoyo, membagikan sertifikat tanah di Kabupaten Blitar. Di Tulungagung juga bertemu dengan rakyat.
SERTIFIKAT
Sementara itu, saat membagikan sertifikat, Presiden menyampakan bahwa percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan salah satu program pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam beberapa tahun belakangan.
Sebagaimana yang sering disampaikan Presiden, program ini dijalankan untuk menanggapi berbagai keluhan masyarakat soal sengketa lahan karena ketiadaan sertifikat. Target yang sangat tinggi, hingga jutaan sertifikat, ditetapkan Presiden agar lebih banyak rakyat Indonesia memiliki sertifikat sebagai tanda bukti atas kepemilikan tanahnya.
"Setiap saya ke desa semuanya sama yang saya dengar, sengketa lahan. Karena 80 juta belum bersertifikat," kata Presiden dalam acara penyerahan sertifikat hak atas tanah oleh Presiden Joko Widodo di Pendopo Kabupaten Blitar, Kamis, 3 Januari 2019.
Dengan target tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mencari cara untuk mempercepat pengurusan dan penerbitan sertifikat. Sistem pengurusan yang semula dirasakan rumit dan hanya menunggu inisiatif masyarakat untuk mengurus kini diubah dengan mekanisme jemput bola. Cakupan pengurusan pun semakin luas dan dilakukan serentak.
Sejak program ini digulirkan pada 2016, banyak masyarakat yang merasa terbantu dalam hal pengurusan sertifikat hak atas tanah. Salah satunya ialah Ibu Sribatin (70 tahun) yang ditemui Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden di lokasi acara.
"Waktu mengurus sertifikat ini alhamdulillah saya mencari tanda tangan mudah, pelayanannya juga mudah. Semuanya mudah. Alhamdulillah," ucapnya.
Dirinya sempat menunjukkan sertifikat yang telah ia terima untuk sebidang tanah pertanian miliknya. Di lembar sertifikat tersebut tertera informasi mengenai lahan seluas 2.431 meter persegi di Desa Nglegok, Blitar, yang kini telah bersertifikat.
Selain itu, Ibu Sribatin mengaku memiliki tiga petak tanah lainnya yang kini sedang diurus sertifikatnya melalui program PTSL ini. Ia berharap agar kepemilikan terhadap ketiga bidang tanah tersebut juga diakui dengan terbitnya sertifikat hak atas tanah.
"Punya tanah sudah lama tapi belum pernah mengurus," tuturnya.
Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo sempat meminta seorang warga pemilik sertifikat yang selama ini merasa sulit melakukan pengurusan sertifikat untuk maju ke panggung. Ibu Karsiatun, kelahiran tahun 1958, maju ke hadapan Presiden dan menceritakan pengalamannya mengurus sertifikat yang dahulu sangat terasa sulit.
"Dulunya pernah mengurus sertifikat untuk kakak saya. Ngojek sampai 25 ojekan belum diberi," ujarnya.
"Waktu mengurus sertifikat dulu dilempar sana dilempar sini sampai 25 kali ngojek?" tanya Presiden penasaran.
"Tapi belum dapat," timpal Ibu Karsiatun.
Ditemui terpisah selepas acara, penerima sertifikat atas lahan seluas 556 meter persegi itu merasa bersyukur kemudahan yang didapatnya dalam pengurusan sertifikat saat ini.
JAUHI FITNAH
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak untuk menjaga ketenangan menjelang masa-masa pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019. Secara khusus, dirinya mengimbau agar semua pihak menghindari perbuatan menyebar fitnah karena dapat dikenakan sanksi hukum bagi pelakunya.
Hal itu disampaikan olehnya menanggapi pertanyaan para jurnalis seputar hoaks mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat suara yang telah tercoblos.
"Marilah kita hindari fitnah-fitnah seperti itu. Ini sudah mendekati Pilpres. Semuanya menjaga ketenangan. Semuanya harus sejuk dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan politik sehingga tidak menjadi pikiran-pikiran jelek dari masyarakat," kata Presiden di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis, 3 Januari 2019.
Menurutnya, berita-berita hoaks serupa itu dapat menimbulkan keresahan dan pikiran-pikiran negatif di tengah masyarakat. Masyarakat nantinya bisa saja beranggapan telah terjadi kecurangan dalam pesta demokrasi lima tahunan.
"Itu bisa menimbulkan pikiran-pikiran negatif, pikiran-pikiran jelek, mengenai kecurangan. Hindari hal-hal yang berkaitan dengan hoaks dan fitnah seperti itu," ucapnya. (Rif/Biro Pers)