"Di Love Dong", Fakta-Fakta Lelucon Saat PPKM Darurat
Kebijakan pemerintah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan diperluas hingga ke luar Jawa dan Bali. Rencananya, ada 15 kabupaten/kota yang ikut menerapkan kebijakan tersebut terhitung 12 Juli hingga 20 Juli 2021.
Pemerintah mendorong beberapa daerah (di luar Jawa-Bali) untuk diberlakukan PPKM Darurat. Begitulah kata Airlangga Hartarto, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Selain muncul sederet singkatan yang lucu, tentu dengan maksud mencibir dari kata "PPKM" ada juga yang memproduksi humor dan lelucon. Di samping, faktanya seputar kebijakan pemerintah ini cukup lucu dan membuahkan kelucuan-kelucuan baru...
Dalam masa pandemi Covid-19, di sejumlah negara dilakukan lockdown, pembatasan sosial, dalam ikhtiar menghindari lonjakan virus Corona ini. Kata ini didengar cukup aneh oleh sekelompok masyarakat. Maka lahirlah pengumuman lewat papan informasi: "Area Ini Sedang Di Love Dong: Mohon kerja samanya Pedagang, Pemulung, Ojek Online, Delivery Paket, Cukup sampai disini!!"
Kasus ini mirip dengan seorang yang mengatakan "full aup" dengan maksud menyampaikan kata "follow up". Juga menulis kata "siput" tapi maksudnya makanan laut "seafood". Begitulah, humor secara tak sengaja bisa hadir dalam fenomena sosial kita.
Karena ini sifatnya lelucon, tentu tak harus dilacak hal itu terjadi di mana. Yang jelas, foto tersebut menjadi fakta yang bisa bicara sendiri di masa pandemi Covid-19 yang kita semua berharap segera berakhir.
Kelucuan Kebijakan di Pemerintahan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) yang juga Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan 11 bidang masuk ke dalam sektor kritikal yang diatur dalam revisi peraturan PPKM darurat. Kesebelas bidang itu pun nantinya akan masuk ke dalam aturan operasional sektor esensial, non-esensial, dan kritikal selama pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali.
Pertama, bidang kesehatan. Kedua, keamanan dan ketertiban masyarakat. Ketiga, bidang energi. Keempat, bidang logistik, transportasi dan distribusi, terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat.
Kelima, makanan dan minuman dan penunjangnya termasuk untuk ternak dan hewan peliharaan. Keenam, bidang petrokimia. Ketujuh, semen dan bahan bangunan. Kedelapan, objek vital nasional.
Kesembilan, proyek strategis nasional. Kesepuluh, proyek konstruski. Kesebelas, utilitas dasar seperti listrik air dan pengelolaan sampah.
"Untuk bidang kesehatan dan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat beroperasi maksimal dengan kehadiran staf 100 persen tanpa ada pengecualian.
Kemudian untuk bidang energi sampai dengan utilitas dasar dapat beroperasi 100 persen dengan staf maksimal hanya pada fasilitas produksi, konstruksi dan pelayanan kepada masyarakat. Sementara itu, operasi perkantoran yang bertujuan mendukung operasional, kehadiran stafnya maksimal 20 persen."
Penjelasan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi, dari tayangan YouTube Kemkominfo TV, Kamis 8 Juli 2021.
Seorang netizen segera berkomentar: Covid-19 merupakan virus, dan menyebar di dunia menjadi pandemi. "Lho, kok yang ngurusi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebagai Koordinator PPKM Darurat. Ini memang negeri yang lucu!"
"Gua baru tau kalau LBP itu ternyata singkatan Low Back Pain" - Ridwan Hanif @ridwanhr (Feb 7, 2020)
Penjelasan Keseleo Lidah dan "Split Kata"
Humor merupakan satu di antara fenomena yang muncul di berbagai ranah sosial. Begitu pentingnya humor hingga menjadi ranah kajian multidisipliner. Bermula dari kajian filsafat mengenai suasana hati (psikologi) hingga terus berkembang ke berbagai kajian, termasuk kajian linguistik. Yang menarik dalam kaitan nilai ajaran Islam, humor sufi di antara hadir untuk menyampaikan pesan-pesan suci guna memetik hikmah.
Belakangan ada kajian linguistik memaknai humor sebagai gejala bahasa verbal dan tulis, dengan menghubungkan kelucuan pada aspek strukturdan konteks kebahasaan.
Dalam humor seperti ini, terkait pola berpikir dan berbahasa seorang seseorang. Tak harus lahir dari seorang pelawak dalam menciptakan gejala humor dalam bahasa verbal maupun tulis. Melainkan juga lahir dari ketidakpahaman soal bahasa. Sebagaimana terjadi di sekelompok orang yang menulis situasi pandemi dengan papan informasi: "Area Ini Sedang Di Love Dong!"
Dalam kajian psikopragmatik dibendah gejala humor bahasa yang diproduksi seseorang di tengah masyarakat, ditilik dari sudut pandang pragmatik dan sebab psikologis yang melatarbelakanginya. Ini fakta humor verbal yang dituturkan tidak jarang terjadi gangguan baik itu disengaja ataupun tidak. Gangguan berbahasa tersebut dapat dijelaskan secara pragmatik dan psikologis yang kemudian dapat dimanfaatkan hasil kajiannya untuk kepentingan pembelajaran bahasa. Terjadi akibat kilir lidah sebagai sebuah kekeliruan bertutur dan gejala humor yang muncul pada tuturan di masyarakat atau komunitas masyarakat.
Dalam kasus ini, menarik diperdalam pemahaman terkait: (1) jenis kilir lidah yang terjadi, (2) unit atau tataran linguistik yang terjadi pada kilir lidah, (3) penyebab terjadinya kilir lidah, (4)strategi tutur yang digunakan dalam menciptakan gejala humor, dan (5) struktur dan konteks humor dalam anekdot komedi tunggal di masyarakat.
Inilah yang bisa kita catat lebih lanjut dalam mehamami fenomena humor di tengah masyarakat di masa pandemi Covid-19. (Riadi Ngasiran)
Advertisement