Di Kota Pontianak, Ada Hari Tanpa Bayangan
Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menggelar acara pesona hari tanpa bayangan atau kulimnasi matahari di Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak. Momentum ini dimanfaatkan para periset, di antaranya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brin).
Tentu saja, menyebut hari tanpa bayangan serasa belum familier. Tetapi di kawasan Indonesia bagian barat daya, di Kota Pontianak, momentum itu muncul. Yaitu terjadinya detik-detik matahari berada tepat di atas objek di kawasan Tugu Khatulistiwa sehingga bayangan yang ada di sekitarnya tidak terlihat, Rabu 21 September 2022.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan, kegiatan kulminasi matahari ini menjadi brand unggulan Kota Pontianak yang terus dilestarikan. Antusias masyarakat baik dari dalam dan luar negeri pun kian tinggi menyambut kulminasi matahari. Namun masih perlu dioptimalkan lagi dengan keterlibatan semua pihak untuk mensukseskan agenda ini.
“Kulminasi Matahari sudah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kita harapkan ini terus berkembang menjadi sebuah event, tidak hanya lokal tetapi nasional hingga internasional," tutur Edi dikutip dari laman BRIN.
Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Dadang Rizki Ratman, mengapresiasi terselenggaranya acara peringatan titik kulminasi di Kota Pontianak. Dia menyebut, apabila potensi wisata dapat dioptimalkan akan menambah pemasukan daerah serta menarik minat investor untuk datang dan berinvestasi di Kota Pontianak. “Manfaat pariwisata ini yang pertama sebagai pemasukan, kedua sosial budaya. Kegiatan ini digabungkan dengan ekonomi kreatif dan budaya,” ucapnya.
Kulminasi Matahari
Periset BRIN Suraina mengatakan, kulminasi bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat khususnya di Pontianak. Menurutnya, hari tanpa bayangan atau kulminasi matahari menjadi peristiwa tahunan yang terjadi akibat revolusi bumi mengitari matahari memiliki sumbu rotasi yang bergeser sekitar 23o. Seperti yg kita ketahui, Indonesia terbentang dari 6⁰ LU sampai 11⁰ LS dan dibelah oleh garis khatulistiwa.
“Dengan lokasi geografis seperti ini, matahari akan berada di atas Indonesia dua kali setahun. Pertama sudah terjadi dari tanggal 21 Februari hingga 5 April, yang kedua sudah mulai terjadi sejak tanggal 7 September hingga 21 Oktober 2022 mendatang,” terang Suraina.
Pontianak merupakan salah satu kota yang berada di garis khatulistiwa. Karena itu Pontianak dikenal sebagai kota khatulistiwa karena dilalui oleh garis lintang 0o. Bagi pengamat yang berada di garis khatulistiwa, matahari akan berada tepat di atas kepala kita saat tengah hari pada hari tanpa bayangan.
Suraina menjelaskan ketika matahari tepat berada di titik Zenit atau di atas kepala, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari. Sehingga fenomena ini disebut juga sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari.
“Waktu dan tanggal Kulminasi Matahari akan berbeda di setiap wilayah Indonesia. Pada saat kulminasi, matahari berada pada posisi paling tinggi di langit. Bisa dikatakan ketinggian maksimum, sehingga masyarakat sering kali menyebutnya sebagai puncak kulminasi. Matahari berada pada ketinggian maksimum (puncak kulminasi) di Pontianak terjadi tanggal 23 September pukul 11.35.10 WIB,” tuturnya.
Advertisement