Di Jatim 17 Orang Berhasil Lawan Corona, Ada yang Umur 76 Tahun
Masih ada harapan sembuh di tengah pandemi corona di Jawa Timur. Ada 17 orang yang berhasil melawan virus corona. Mereka pun dinyatakan sembuh. Kabar baik ini disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa 31 Maret 2020.
"Dari sebanyak 17 orang yang sembuh tersebut, ada salah seorang yang berumur 76 tahun. Beliau berhasil sembuh," ungkapnya.
Menurut Khofifah, lansia yang sembuh dari corona menandakan sinyal bahwa virus Covid-19 ini bisa disembuhkan. Akan tetapi, pasien positif corona yang sembuh tetap harus ditangani dengan baik agar tidak kambuh atau terpapar corona lagi.
"Dari data yang kita bisa lihat bersama, Alhamdulillah teman-teman, hari ini kita dapat berita gembira kembali. Setidaknya ada 1 orang tambahan yang sembuh di Jatim. Beliau ini sudah tua, usianya 76 tahun," sambung Khofifah.
Kesembuhan para pasien ini tentu tak lepas dari perawatan petugas medis di seluruh rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di Jatim. Khofifah meyakinkan bahwa pasien positif corona diberikan pelayanan terbaik oleh semua tenaga kesehatan.
"Saya ingin sempaikam kepada teman-teman semua, bahwa proses yang diberikan untuk layanan medik Covid-19 adalah yang terbaik. Insya Allah para tenaga medik bisa memerikan layanan terbaiknya," imbuh dia.
Kesembuhan 17 pasien positif corona tak lantas membuat Khofifah jumawa. Dia tetap menginginkan masyarakat yang masuk dalam status Orang Dalam Risiko (ODR), atau orang yang tinggal di Kota/Daerah terjangkit, bisa melaksanakan rapid test di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing.
Terlebih jika masyarakat memiliki keluhan gejala seperti Covid-19, alangkah baiknya langsung memeriksakan diri ke petugas kesehatan terdekat. Sehingga bisa cepat dilakukan penanganan sejak dini.
Ada sebanyak 2.020 orang yang melakukan rapid test corona. Hasilnya, 49 orang positif Covid-19. Mereka akan melanjutkan tes swab PCR, untuk mengetahui status mereka yang paling akurat.
"Bahwa yang positif rapid test ini, tidak bisa jadi patokan bahwa mereka ini positif Covid-19. Mereka harus dilakukan test Swab PCR. Jadi mereka belum secara resmi dan terkonfirmasi, masuk ke orang positif Covid-19.Ini pekerjaan rumah untuk dr. Joni Wahyuhadi (Ketua Gugus Tugas Kuratif)," kata Khofifah.
Biaya pasien corona ini akan ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Sebaliknya, jika hasil rapid test positif dan hasil test swab negatif, maka biaya yang dikeluarkan akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Tidak usah takut. Ini penting sekali, karena ini itu untuk kepentingan tracing yang lebih mudah dan cepat. Sehingga penanganan juga bisa cepat," kata Khofifah.
Advertisement