Di Forum WPF Ketua MPR Ingatkan Ancaman Krisis Kepercayaan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan, MPR RI turut mendukung World Peace Forum/WPF (Forum Perdamaian Dunia) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-8.
WPF pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006, didukung Pengurus Pusat Muhammadiyah sebagai co-organizer dan The Cheng Ho Multiculture Education Trust pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew yang berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Semangat perdamaian yang tercermin dalam WPF selaras dengan visi MPR RI sebagai lembaga yang menjadi representasi rumah kebangsaan yang menampung berbagai arus pemikiran dan aspirasi. Dalam kedudukannya sebagai rumah kebangsaan inilah, MPR RI mendukung penyelenggaraan WPF.
"WPF pada hakikatnya mewujudkan tata dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, merupakan amanat dari Konstitusi UUD NRI 1945," ujar Bamsoet di Sasana Handrawina, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis 17 November 2022.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, jamuan makan malam sengaja dilakukan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, agar para delegasi dari luar negeri bisa merasakan sentuhan tradisi dan budaya klasik Jawa yang adiluhung, yang menghadirkan nuansa ketenangan, harmoni, dan kedamaian. Sehingga bisa meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta yang datang dari berbagai belahan dunia.
"Saya juga mengajak para delegasi jangan buru-buru meninggalkan Surakarta usai WPF berakhir. Luangkanlah sejenak waktu untuk menyapa keramahtamahan warga Surakarta, menjelajahi destinasi wisata yang menjadi ikon budaya dan tradisi Jawa, serta menyaksikan secara langsung berbagai pagelaran dan festival budaya Surakarta The Spirit of Java, kota yang kaya dengan warisan budaya yang mendunia, seperti batik, keris, wayang, serta gamelan," katanya.
Bamsoet menjelaskan, di tengah proyeksi masa depan global yang terlihat suram dan kian rentan oleh berbagai ancaman krisis seperti krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan krisis kepercayaan antar sesama komunitas global, kehadiran WPF merupakan sebuah penegasan, bahwa selalu ada secercah harapan untuk mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik dan lebih damai.
"Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pandemi Covid-19 yang telah menggerus sendi-sendi kehidupan dalam berbagai dimensi, menyebabkan lebih dari 640 juta penduduk dunia terpapar, dan lebih dari 6,6 juta jiwa di antaranya meregang nyawa," papar Bamsoet.
"Pandemi seharusnya menyadarkan eksistensi kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa selamat sendirian, dan hanya bisa selamat jika semua diselamatkan. Solusi pandemi bukanlah solusi individual, solusi pandemi adalah solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas tentang pentingnya saling membantu dan saling tolong-menolong," terang Bamsoet.
Turut hadir keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat antara lain Putra Mahkota Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, Praweswari Dalem Sinuhun Paku Buwono XIII (Tigowelas) Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwono, serta Mbakyu dan Rayi-rayi dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Tigowelas juga para putra putri dalem.
Hadir pula Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Sofyan Anif.
Menurut Bamsoet dalam mewujudkan perdamaian dunia, kuncinya adalah membangun sinergi dan kolaborasi, dengan mengedepankan semangat saling menghormati, merawat toleransi, dan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kesetaraan.
Persoalan global yang sedemikian kompleks dan dinamis, , lanjutnya, terlalu berat untuk dipikul sendirian. Hanya dengan semangat kebersamaan, bahu-membahu, semua orang dapat menghadirkan solusi untuk beragam persoalan global tersebut.
"Harmoni dan kedamaian adalah ikhtiar masa kini yang harus terus kita perjuangkan, dan janji masa depan yang harus terus kita wujudkan. Keduanya harus selalu hadir dalam setiap lini masa perjalanan peradaban umat manusia," pesan Bamsoet.