Di Forum Internasional Risma Dijuluki Wali Kota Pedagang
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku, dirinya dijuluki wali kota Pedagang oleh para koleganya di United Cities and Local Governments atau UCLG (Asosiasi Pemerintah Daerah) maupun forum-forum internasional.
Alasannya, Risma kerap menjajakan produk-produk UMKM Kota Surabaya baik berupa makanan, minuman, maupun barang seperti tas, kerajinan tangan dll.
"Sekarang julukan saya di forum internasional itu Wali Kota Pedagang, hehehe. Soalnya selalu jualan produk-produk UMKM Surabaya," kata Risma saat bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Gusti Ayu Bintang Darmawanti, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Senin 9 Desember 2019.
Risma mengatakan, kesempatan berjualan di forum internasional adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Tujuannya agar orang luar negeri bisa mengenal lebih jauh tentang Kota Surabaya dan barang hasil produksinya.
Menurut Risma, para pemimpin dunia selalu penasaran dengan barang-barang yang ia bawa ke forum internasional tersebut. Salah satunya semanggi dan juga kue kering.
"Mereka ini kan pemimpin kota, pemimpin negara, jadi biar mereka kenal barang dari Surabaya. Agar UMKM ini yang pesen bisa dari luar negeri. Mereka penasaran dengan makanan ini itu, akhirnya mereka beli, akhirnya di negara mereka ada yang pesan. Ya itu total untuk masyarakat Surabaya," tutur Risma.
Cerita itu dibagikan oleh Risma, sesaat setelah MenPPA bertanya mengenai cara Risma dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperdayakan ekonomi para perempuan Surabaya.
"Jadi, kita bukan hanya membuat program dan seperti itu saja. Namun saya juga bertanggung jawab untuk memasarkan produk-produk Surabaya ini. Sehingga, meski mereka tidak kami beri modal uang tunai, mereka sangat senang bisa mengikuti program pemberdayaan dari Pemkot," kata Risma.
Menurut Risma dengan konsep tanpa modal itulah bakat-bakat pengusaha akan muncul dengan sendirinya di dalam diri para ibu-ibu tersebut. Jika diberikan modal, ia tidak akan bisa memanfaatkan kemampuan mereka, dan hanya menunggu bantuan-bantuan saja.
"Dulu itu kan konsepnya pelatihan kasih uang, kasih modal, habis itu tidak tahu selanjutnya. Kami pangkas itu. Karena orang datang hanya untuk dapat uang, bukan untuk memulai usaha. Kami pinginnya ibu-ibu Surabaya itu datang ke pelatihan untuk memulai usaha. Akan muncul cara-cara mereka sendiri untuk mencari modal tersebut. Bakat pengusaha akan muncul," kata Risma.
Advertisement