Di Depan Menteri, Pak Ud Serahkan Tebu Ireng pada Gus Sholah
Gus Sholah memimpin ponpes Tebu Ireng selama 14 tahun, sebelum meninggal 2 Februari 2020. Almarhum memimpin sejak 6 April 2096, setelah serah jabatan dari pimpinan yang lama yaitu pamannya sendiri, KH M. Yusuf Hasyim atau Pak Ud.
Serah terima pondok dilakukan dalam suatu upacara resmi yang dihadiri Menteri Agama ketika itu, Maftuh Basyuni yang kini juga sudah almarhum.
Menteri Agma usai menyaksikan serah terima pondok ini menyebut sebagai yang pertama terjadi di Indonesia. “Umumnya pemimpin pondok pesantren setelah wafat baru diadakan musyawarah keluarga untuk menentukan pengganti. Karena itu ketika penggantian kepemimpinan pondok pesantren yang dilakukan setelah pemimpin sebelumnya meninggal dunia, pada umumnya musyawarah yang diadakan akan berjalan dengan alot,” kata Menteri Agama pada bulan April 2006 itu, di Ponpes Tebu Ireng,Cukir, Jombang.
Maftuh Basyuni memberi contoh yang terjadi di sebuah pondok pesantren di Blora, Jawa Tengah. Pergantian kepemimpinan pesantren itu mengundang perselisihan internal keluarga, hingga akhirnya pondok pesantren itu bubar dan tinggal menjadi nama desa yang disebut sebagai Desa Pesantren, cerita Maftuh Basyuni.
Maftuh Basuni kemudian memberi contoh lain tidak mulusnya pergantian kepempinan sebuah pondok pesantren yang ada di Provinsi Aceh. Konflik internal keluarga tidak dapat diselesaikan sehingga terpaksa minta bantuan seorang Komandan Koramil setempat untuk menengahi perselisihan. Akhirnya malah Danramil itu yang jadi pengasuh pesantren.
Karena itu Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu di bawah Presiden SBY ini merasa bahagiadan mengapresiasi pergantian kepemimpinan pondok pesantren Tebu Ireng, saat pemimpin lama masih hiidup dan menyerahkan kepemimpinan pada penggantinya yang tak lain adalah keponakannya sendiri.
Tak sampai setahun setelah menyerahkan kepemimpinan pondok kepada Gus Sholah, Pak Ud atau KH Yusuf Hasyim meminggal dunia. Tepatnya pada 14 Januari 2007. Sedang Mahtuh Basyuni meninggal 20 September 2016.
Setelah secara resmi memimpin ponpes yang didirikan kakeknya, Hadratusy Syeih KH. Hasyim Asy'ari, Gus Sholah banyak melakukan perubahan. Tampak diantaranya bangunan-bangunan gedung dan masjid menjadi lebih megah.
Sayangnya, sebelum Gus Sholah wafat, belum ada serah terima kepemimpinan ponndok secara resmi, sebagaimana yang terjadi tahun 2006. Tetapi secara lisan dan dari musyawarah keluarga, telah dicapai kesepakatan bahwa pasca kepempinan Gus Sholah, Ponpes Tebu Ireng akan dipimpin KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), putra KH Mahfudz Anwar, yang terhitung cicit KH Hasyim Asy'ari. (nis)
m
Advertisement