Di Depan KPU RI dan Pemantau Pilkada, Risma Paparkan Perubahan Dolly
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima kunjungan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman, jajaran KPU Jawa Timur dan KPU Kota Surabaya serta para pemantau Pilkada dari luar negeri, di kediamannya, Jalan Sedap Malam, Surabaya. Para pemantau Pilkada dari luar negeri itu diantaranya berasal dari Thailand, Amerika Serikat, Sri lanka, Malaysia, Taiwan, Denmark, Timor Leste dan beberapa negara lainnya.
Rombongan itu sebelumnya telah mengunjungi beberapa tempat di eks lokalisasi Dolly, yaitu DS Point di Jalan Putat Jaya Lebar B No.27, Kelurahan Putat Jaya, dan eks wisma Barbara di Jalan Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya. Di dua tempat itu, mereka melihat berbagai produk UKM Dolly dan beberapa orang memborongnya.
"Mungkin, tadi sudah berputar-putar di Surabaya diantaranya eks lokalisasi Dolly dan beberapa museum di Kota Surabaya,” kata Risma, Kamis, 28 Juni 2018.
Risma mengatakan, ketika hendak menutup kawasan eks lokalisasi Dolly, pemkot mendata ada sebanyak 6 ribu wanita tuna susila di kawasan eks lokalisasi Dolly. Mulai tahun 2012, mereka diberi pelatihan tergantung permintaan mereka masing-masing, ada yang diberi pelatihan menjahit, handycraf dan kuliner. “Baru setelah dua tahun, tepatnya tahun 2014, kami melakukan penutupan,” ujarnya.
Saat ini, kondisi di Dolly sudah berubah menjadi lebih baik dan bebas prostitusi. Sebagian besar warganya sudah mulai bergerak menjadi pelaku usaha dan beberapa produknya sudah tembus nasional maupun internasional. Salah satu produknya adalah batik yang rutin diambil oleh para desainer nasional. Bahkan, setiap minggunya, rata-rata 1-3 ribu sandal hotel keluar dari Dolly.
Selain itu, Risma memaparkan tentang kondisi Kota Surabaya yang semakin nyaman dan hijau karena banyak dibangun taman-taman dan sarana olahraga bagi warganya. Kota Surabaya kini sudah hampir terbebas dari banjir. “Dulu waktu awal-awal saya menjabat, hampir 50 persen kota Surabaya banjir, sekarang sudah tinggal 2-3 persen yang banjir. Mudah-mudahan tahun ini bisa segera kami selesaikan, sehingga Surabaya terbebas dari banjir,” kata dia.
Sementara itu, Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan kedatangannya ke Surabaya bersama para pemantau dari luar negeri bukan hanya untuk semata-mata karena urusan pekerjaan. Namun, Kota Surabaya selalu menyenangkan karena keterbukaan dan egaliternya, sehingga biasanya warga Surabaya menyelesaikan masalah dengan to the poin.
“Surabaya adalah kota kelahiran saya. Saya melihat begitu banyak perubahan, begitu banyak hal yang jauh lebih baik dibanding ketika saya kecil dlu. Surabaya sekarang jauh lebih hijau dan bersih, tidak hanya di jalan utamanya, tapi juga di kampung-kampung, termasuk di kampung masa kecil saya dlu,” katanya. (frd)