Di Cikini, Pedagang Parsel Mengeluh Sepi Pembeli
Pedagang parsel di kawasan Stasiun Cikini Jakarta Pusat, mengeluh sepi pembeli. Sampai H-4 menjelang lebaran, belum ada yang menerima pesanan.
Beberapa pedagang mengatakan sebelum ada peraturan pejabat negara dilarang menerima bingkisan lebaran atau parsel, mendekati lebaran seperti sekarang sudah kebanjiran pesanan hingga mencapai ratusan. Dan parsel yang dipesan untuk kelas menengah yang harganya di atas Rp500 ribu.
Pandemi dan KPK Sebabkan Parsel Kurang Peminat
Sejak ada peraturan KPK, pemberian parsel untuk pejabat negara dikatagorikan gratifikasi, atau suap, pasar Parsel Cikini menjadi sepi, banyak yang gulung tikar dan beralih profesi menjadi perajin keranjang parsel untuk layani pedagang buah dan hajatan sebagai tempat seserahan atau cindera mata.
Pemilik usaha "Lutfi Parsel" di Jalan Stasiun Cikini, bernama Firdaus, 40 tahun, menuturkan, selain ada aturan pejabat dilarang menerima parsel, kemudian ditambah kasus pandemi Covid-19 yang berdampak buruk pada perekonomian, menjadi pukulan yg cukup berat bagi pedagang parsel lebaran di kawasan Cikini.
Paceklik Pedagang Parsel Merata
Firdaus yang meneruskan usaha orang tuanya menyampaikan, masa paceklik tidak hanya dialami pedagang parsel di Kawasan Cikini, tapi juga dialami temannya di Bandung dan Surabaya."Mudah-mudahan sisa tiga hari ke depan ada yang borong. Selama dua hari, Sabtu dan Minggu 8-9 Mei 2021, parselnya baru laku tiga buah," kata Firdaus.
Parsel yang ada di sekitar Stasiun Cikini ini terdiri dari dua jenis, yaitu parsel makanan dan parsel keramik, sepeti gelas dan piring hiasan.
Harga parsel yang ditawarkan penjual sangat beragam, mulai dari parsel makanan berkisar dari harga Rp250 ribu hingga Rp1,5 juta. Sementara parsel keramik hiasan berkisar dari Rp400 ribu hingga Rp2,5 juta.
Advertisement