Di Banyuwangi, Ngabuburit Dilakukan dengan Melakukan Donor Darah
Seorang Dokter di Banyuwangi menggelar donor darah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi, Sabtu, 9 April 2022. Dia adalah Khusnul Imamah, 38 tahun, warga Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Menariknya, donor darah ini dilakukan sore hari sembari menunggu waktu buka puasa atau ngabuburit.
“Donor darah ini dimulai pukul 16.00 WIB sekalian para pendonor bisa ngabuburit,” jelas dr. Khusnul Imamah.
Donor darah ini dilaksanakan di halaman rumah dokter yang bekerja di salah satu Rumah Sakit Swasta tersebut. Pelaksanaan donor darah ini dilaksanakan mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Dia menjelaskan, donor darah di bulan Ramadan aman bagi siapa pun. Menurutnya ada yang berpendapat setelah melakukan donor darah tubuh akan lemas. Menurutnya itu hanyalah sugesti saja. Karena donor darah aman bagi tubuh. Selain itu, donor darah juga tidak membatalkan puasa.
“Donor darah aman di bulan Puasa. Jadi tidak ada masalah, tidak usah khawatir karena donor darah ini juga tidak membatalkan puasa,” tegasnya.
Donor darah ini, menurut dokter yang biasa dipanggil Ima ini, dilakukan untuk tujuan yang baik. Yakni membantu orang yang membutuhkan darah. Untuk itu, Dia mengajak semua orang untuk menjadi pendonor darah.
“Ini untuk menolong orang, apalagi ini di bulan puasa. Insya Allah pahalanya akan berlipat ganda,” tegasnya.
Dia menambahkan, ini pertama kalinya pihaknya menggelar donor darah di bulan Ramadan. Dia mengaku tidak menyangka animo masyarakat sangat luar biasa. Pada mulanya menduga masyarakat enggan melakukan donor darah karena dalam bulan puasa.
“Ternyata animonya sangat tinggi. Saya tidak menduga, saya kira bulan puasa membuat warga enggan, ternyata lebih banyak yang datang,” aku Ima.
Dari pantauan Ngopibareng Id, menjelang maghrib tiba, jumlah pendonor semakin banyak. Mulai dibuka hingga waktu berbuka puasa sudah sekitar 50 orang yang datang untuk melakukan donor darah.
Usai melakukan donor darah, para pendonor juga mendapatkan bingkisan. Selain itu, mereka juga mendapatkan takjil untuk berbuka puasa.
“Untuk warga yang melakukan donor darah juga kita siapkan takjil dan makan untuk berbuka puasa,” jelasnya.
Sejumlah warga yang melakukan donor darah mengaku sangat merasakan manfaat donor darah. Salah satu pendonor, Eny Ermawati, 42 tahun, mengaku bahwa dirinya selama ini sudah rutin mendonorkan darahnya.
“Karena sudah rutin, setelah donor di badan rasanya enak. Meskipun bulan puasa, tetap ikut donor darah,” jelas perempuan yang mengaku sudah lima kali melakukan donor darah tersebut.
Tidak hanya itu, sebelum rutin melakukan donor darah, dirinya sering merasakan pusing akibat darah rendah. Namun setelah rutin melakukan donor darah, tekanan darahnya kembali normal dan tidak lagi menderita pusing.
“Sudah donor di badan terasa ringan. Tekanan darah sekarang jadi normal, dulu saya darah rendah 80 sampai 90,” ujarnya.