Di Bandung, Komunitas LGBT Dukung Prabowo-Sandi
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat dukungan dari sejumlah komunitas LGBT yang mengatasnamakan diri Komunitas Rainbow. Mereka menilai pemerintah Jokowi kurang serius melindungi kaum marginal.
Deklarasi itu digelar secara tertutup di Hotel Zest, Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Kamis, 4 April 2019. Para anggota kelompok yang datang untuk menyatakan dukungan dengan cara menutupi wajahnya. Meski tak banyak yang hadir, namun kelompok ini mengklaim memiliki ratusan anggota di wilayah Bandung Raya.
Koordinator Komunitas Rainbow Bandung Keukeu mengatakan dukungan ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi kesetaraan warga negara dalam mendapatkan hak yang sama untuk hidup, berserikat dan berkumpul, serta melaksanakan aktivitas seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Meski demikian, ia menganggap isi dan kandungan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut seakan tidak berlaku bagi kelompoknya. Pasalnya berdasarkan penelitian yang ia kutip, tercatat sebanyak 89,3 persen tindak kekerasan sering terjadi terhadap kaum minoritas LGBT di mana 79,1 persen dalam bentuk kekerasan psikis, 46,3 persen kekerasan fisik, 26,3 persen kekerasan ekonomi, 45,1 persen kekerasan seksual, dan 63,3 persen kekerasan budaya.
Ia menilai, para elite pemerintah belum ada yang serius menangani diskriminasi terhadap kaum minoritas, termasuk masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini mencalonkan kembali sebagai capres.
"Hingga saat ini kekerasan demi kekerasan masih terjadi kepada kami sebagai kaum yang selalu memperjuangkan kesamaan, keadilan dan hak asasi manusia yang ingin merdeka," kata Keukeu.
Pemilu 2019 mereka anggap sebagai momentum untuk mengubah tradisi diskriminasi melalui Prabowo-Sandiaga Uno. Ada sejumlah alasan menaruh pilihannya kepada Prabowo-Sandiaga Uno, di antaranya visi Indonesia Menang yang diusung, di mana dalam poinnya ingin mewujudkan Indonesia sebagai rumah yang aman, nyaman dan berdaulat bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Meskipun masih kampanye, tapi kami yakin kita bisa menjadi warga negara yang merdeka," katanya. (mdk/wit)