Di Antara Implementasi Iman, Terwujud Amal Usaha Muhammadiyah
Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan bahwa keimanan tidak akan cukup bila tidak diamalkan. Pun demikian bila beramal tanpa didasari keimanan hanya akan berakhir sia-sia.
Relasi iman dan amal saleh ini tidak bisa dipisahkan. Iman tanpa amal itu hampa sedangkan amal tanpa iman itu percuma (QS. An-Nahl: 97).
“Banyak ayat-ayat Al-Quran yang mengaitkan iman dan amal saleh. Karenanya iman harus dibuktikan dengan amal saleh atau perbuatan yang baik dan konstruktif yang bisa dimanfaatkan orang banyak,” ujar Agung Danarto dalam kajian yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta pada Senin.
Di lingkungan Muhammadiyah, kata Agung, implementasi dari keimanan ialah gerakan amal usaha. Inilah barangkali yang membedakan Muhammadiyah dengan gerakan Islam yang lain. Tanpa amal usaha yang berakar dari iman, boleh jadi Muhammadiyah sekadar berada di menara gading dan menjadi organisasi pemikiran belaka.
Amal Saleh demi Agama
“Ada amal saleh yang melakukannya sekali namun pahalanya akan terus mengalir yaitu amal jariyah yang di Muhammadiyah ditradisikan dengan amal usaha. Ini adalah produk keimanan orang Muhammadiyah dan bentuk amal saleh yang dilembagakan,” ujar dosen Studi Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.
Di antara kekuatan Muhammadiyah hingga bertahan satu abad lebih ialah karena memiliki amal usaha. Hal itu antara lain karena topangan amal usahanya di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, dan amal usaha lainnya.
Karena itulah, salah satu syarat mendirikan ranting ialah sekurang-kurangnya memiliki amal usaha berupa mushala, masjid, atau lainnya.
“Salah satu ciri dari ranting Muhammadiyah adalah memiliki amal usaha apakah berbentuk mushala, masjid, TK ABA atau yang sejenisnya. Dalam setiap kesempatan harus senantiasa bergerak, bergeraknya dalam rangka menciptakan rahmat bagi semesta,” ujar Agung Danarto.