Dewan Sesalkan Hotel Tempat Isolasi Masih Terima Tamu Umum
Sebuah hotel di kawasan Gubeng, Surabaya, diduga menjadi tempat isolasi ratusan pasien reaktif Covid-19. Menurut Camelia Habiba, salah satu anggota komisi A DPRD Surabaya, yang melakukan sidak di hotel tersebut, pada Rabu 14 Mei 2020, ada pasien reaktif Covid-19 dari kawasan Rungkut dan Kecamatan Sukolilo.
Kondisi rumah sakit rujukan virus corona yang overload, lanjut Camelia Habiba, membuat Pemkot Surabaya memindahkan pasien yang tengah menunggu hasil rapid test di hotel tersebut.
Namun, lanjut Camelia Habiba, pihak hotel masih menerima tamu secara reguler. "Area hotel itu tidak lockdown dan masih menerima tamu reguler," katanya.
Camelia Habiba yang ditemani oleh Yusuf, salah satu anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya menegaskan, protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19 tidak diterapkan di hotel tersebut.
"Saya meminta pemkot untuk melakukan evaluasi kembali, warga kami yang dititipkan di hotel itu yang ternyata hotel itu tidak siap penanganannya. Petugas tidak terlindungi dengan APD (alat pelindung diri) sesuai SOP kesehatan, ketika nanti berinteraksi dengan pasien-pasien itu. Mereka pulang berkumpul dengan tetangga, dengan keluarga ini justru akan menimbulkan penyebaran Covid-19 itu sendiri," jelasnya.
Politisi PKB itu menyebut, selain menampung pasien reaktif corona, pihak hotel menerima tamu secara reguler tanpa menerapkan protokol kesehatan seperti menugaskan beberapa tenaga kesehatan maupun penjagaan yang intens kepada para pengunjung.
"Harusnya ketika hotel itu sudah kontrak dengan pemkot harusnya tidak menerima tamu umum, dan harus murni untuk pasien yang di titipkan," kata Camelia Habiba.
Dia juga menyebut, ada sebanyak 220 kamar hotel telah di-booking oleh pihak Pemkot Surabaya dengan bayaran kisaran Rp 200.000 per kamar dengam masa inap 2 minggu atau 14 hari.
Sayangnya, Camelia Habiba tidak mendapatkan penjelasan secara gamblang dari pihak hotel perihal keberadaan pasien reaktif Covid-19 titipan Pemkot Surabaya ini. Camelia Habiba menilai pihak hotel sengaja menutup-nutupi fakta yang dibeberkannya tersebut.
"Pihak hotel tidak bisa menjawab soal protokol kesehatan terkait Covid-19, dan mereka bilang kalau ini akan menjadi evaluasi kami untuk ke depannya," ujar dia.
Pihak hotel saat dikonfirmasi Ngopibareng.id justru memberikan pernyataan yang bertolak belakang dengan Camelia Habiba. Mereka juga membantah jika hotel tersebut sedang menampung pasien Covid-19 dengan status reaktif, yang sedang menjalani isolasi sambil menunggu hasil swab.
"Kita tidak ada pasien, bapak dapat informasi dari mana?," ucap salah satu petugas yang saat itu sedang berjaga.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto, dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, dr Febria Rachmanita atau yang akrab disapa Feny belum mendapatkan tanggapan soal kabar isolasi pasien reaktif Covid-19 diisolasi di hotel.