Dewan Kaget, Tugu Alun-alun Kota Mojokerto Tak Sesuai Perencanaan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kaget saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pembangunan tugu Alun-alun Kota Mojokerto. Komisi II DPRD Kota Mojokerto itu menemukan pengerjaan yang tidak sesuai dengan masterplan.
"Kami sempat kaget ketika disampaikan bahwa pekerjaan lantai ini akan dianggarkan tahun depan. Pertanyaannya siapa yang menganggarkan? Yang dikhawatirkan ini tidak berfungsi lagi," kata anggota DPRD Kota Mojokerto, Moeljadi saat berbincang dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto Bambang Mujiono, di Alun-alun Kota Mojokerto, Rabu 2 Oktober 2022.
Di hadapan perwakilan rakyat itu, Bambang mengakui jika beberapa bagian ornamen pada proyek pembangunan Tugu Alun-alun Kota Mojokerto itu belum masuk anggaran setelah dilakukan pengkajian ulang.
Meski begitu, dewan menilai perencanaan pembangunan tugu alun-alun yang digadang-gadang Walikota Mojokerto Ika Puspitasari sebagai ikon Kota Onde-onde itu tak digodok secara matang. "Makanya pada saat penganggaran kemarin itu harusnya menjelaskan betul kepada kami. Ini kan jadi kayak pekerjaan multi years," jelas Moeljadi.
"Padahal ada konsultan perencana dan melibatkan dewan kebudayaan, kok masih belum komprehensif," sahutnya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo menyebut pengerjaan proyek tugu alun-alun itu tak sesuai ekspektasi.
"Desainnya ada yang tidak tepat seperti perencanaan awal. Ada beberapa yang mestinya kalau itu bangunan candi, pilar-pilar itu mestinya tertutup bata merah. Tetapi karena tidak ada di penganggaran, maka lantai dan pilar itu tidak bisa diselesaikan 100 persen," ungkapnya.
Agus menegaskan, bangunan tugu setinggi 45 meter dengan anggaran Rp 2,7 miliar dari APBD 2022 itu juga berpotensi mangkrak. Karena menurut badan anggaran (Banggar) DPRD Kota Mojokerto pada 2023 nanti tidak ada anggaran yang dianggarkan untuk pembangunan fisik.
"Menurut banggar tahun depan sudah tidak ada penganggaran lagi untuk pembangunan fisik. Ya sepertinya begitu (mangkrak)," cetusnya.
Kepala DLH Kota Mojokerto Bambang Mujiono, menjelaskan, perencanaan pembangunan tugu alun-alun berubah setelah dilakukan pengkajian ulang. Hal itu membuat anggaran membengkak sehingga harus ada beberapa bangunan yang tidak dikerjakan. Salah satunya pembangunan lantai yang menggunakan batu andesit.
"Lantainya itu ada dari batu andesit. Ternyata setelah dikaji ulang perencanaan ada kekurangan-kekurangan itu. Ya kita fokuskan pada bangunan induknya dulu, kalau pendukung bisa dianggarkan lagi," ucapnya.
Progres pembangunan tugu alun-alun itu saat ini mencapai 66 persen. Pengerjaan proyek itu akan berakhir pada 19 Desember 2022.
Di sisi lain, meskipun Banggar DPRD Kota Mojokerto tahun depan tidak menganggarkan bangunan fisik. Bambang bakal tetap mengajukan anggaran untuk meneruskan pembangunan tugu alun-alun. "Kita estimasi sekitar Rp1 miliar (pengajuan anggaran) untuk kolam, lantai dari batu andesit, artikel lain dan lampu-lampu," katanya.
Rancangan Tugu Alun-alun Kota Mojokerto ini dibangun dengan corak pemilihan dengan menonjolkan unsur Majapahit dan Proklamasi Kemerdekaan RI. Desain dan konsep tidak mengacu pada perencanaan sebelumnya.
Sesuai data yang dilihat Ngopibareng.id di laman LPSE Kota Mojokerto rehabilitasi taman Alun-alun Kota Mojokerto ini dianggarkan Rp 2,7 miliar dari APBD 2022. Anggaran itu diperuntukkan pembangunan tugu dan kolam. Tender ini juga tidak menggunakan reverse auction.