Devi Lutviana, Berhias Keindahan Kalam Ilahi di MTQ KORPRI Nasional VII
Sebuah Hadis Nabi Saw:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan” adalah bahwa suatu ketiaka Rasulullah Saw bersabda:
…لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ كِبْرٍ “…
tidak masuk surga mereka yang terapat di dalam hatinya sebiji zarrah kesombonngan” kemudian seseorang berkata kepada Rasulullah Saw: ‘Wahai Rasul Allah sesungguhnya sesorang menyenangi jika pakaian dan sandal yang bagus!’ kemudian Rasulullah Saw bersabda: “itu bukan bagian dari kesembongan, sesungguhnya Allah Swt Maha-Indah dan menyukai keindahan…”.
Terkait “Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan” bisa kita saksikan di pelbagai forum keislaman.
Di Auditorium Masjid Darussalam, Palangkaraya, sebuah karya kaligrafi dekorasi indah terpampang, memperlihatkan keanggunan ayat-ayat Surat Al-Isra ayat 18-20 dalam beragam khat.
Karya yang mengagumkan ini adalah hasil sentuhan Devi Lutviana, S.Pd., seorang guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo yang juga merupakan perwakilan kafilah Jawa Timur pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) KORPRI Nasional VII Tahun 2024 di Kalimantan Tengah.
Berkat keahliannya, Devi berhasil menuangkan makna mendalam ayat Al-Qur’an ke dalam goresan lima kaidah khat klasik yang memukau.
Dibuat dengan lima macam khat yang dipilih secara undian—Naskhi, Diwani Jali, Tsulus, Kufi, dan Farisi—Devi dengan tekun memadukan setiap karakteristik gaya kaligrafi tersebut dalam komposisi harmonis yang mencerminkan keindahan pesan ilahi.
Dengan cat acrylic, spidol acrylic, kuas blok, dan kuas tulis yang dipegas miring, setiap guratan dan detail menjadi sempurna, menghadirkan keanggunan setiap huruf.
Teknik Manual dengan Kertas
Pada masa lalu, teknik manual dengan kertas yang dilubangi telah menjadi bagian proses dalam membuat kaligrafi. Namun, dalam upayanya untuk efisiensi, Devi kini menggunakan cairan seperti pertalite yang mampu membantu tinta meresap cepat dan mengoptimalkan waktu pengerjaan tanpa mengorbankan presisi.
Ayat 18-20 dalam Surat Al-Isra menyampaikan pesan mendalam tentang pilihan hidup manusia dan ganjaran bagi yang mengejar dunia semata maupun yang mengutamakan akhirat.
Melalui kaligrafi dekorasi, Devi berusaha mengekspresikan kontras antara dua jalan tersebut. Ayat-ayat ini tergores dalam balutan khat Tsulus yang anggun, Kufi yang kokoh, Naskhi yang bersih dan mudah terbaca, Diwani Jali yang melengkung artistik, serta Farisi yang elegan. Setiap gaya ini menyatukan pesan suci dengan keindahan seni.
Menurut Devi, masing-masing khat memiliki karakter unik yang memberi makna tersendiri pada ayat. Misalnya, khat Naskhi yang rapi dan jelas membantu pembaca merenungkan ayat dengan lebih mudah, sedangkan Kufi yang tegas memberikan kesan kekuatan dan keteguhan iman.
Kombinasi dari berbagai khat ini menciptakan visualisasi mendalam tentang pilihan hidup yang dihadapi manusia—antara orientasi duniawi dan keikhlasan menuju akhirat.
Tidak hanya mempersembahkan karya yang indah, Devi juga menghadirkan filosofi penting dalam pembuatan kaligrafi ini. Bagi Devi, seni kaligrafi adalah sarana untuk menghubungkan jiwa dengan Al-Qur'an.
“Setiap goresan kaligrafi adalah bentuk ibadah. Saya berharap, melalui karya ini, para penikmat seni kaligrafi dapat merasakan keagungan firman Allah dan merenungkan pesan ayat yang disampaikan,” ungkap Devi penuh harap.
Karya Devi ini menjadi daya tarik tersendiri dalam cabang Kaligrafi Dekorasi di MTQ KORPRI Nasional VII. Sebagai guru sekaligus seniman, Devi telah membawa harum nama Jawa Timur dalam ajang nasional ini, serta memberikan inspirasi kepada generasi muda tentang betapa indahnya mendalami seni Islam.
Sungguh, kaligrafi dekorasi ini bukan hanya sebuah seni visual, melainkan juga sebuah dakwah yang mengajak umat untuk merenungkan makna ayat suci.
Ajang MTQ KORPRI Nasional VII ini memberikan wadah bagi para penggiat seni kaligrafi untuk terus berkarya dan berkreasi, menghidupkan Kalam Ilahi dalam berbagai bentuk dan gaya.
Karya Devi Lutviana tidak hanya menonjol dalam teknik, tetapi juga dalam penghayatan dan kedalaman pesan, menegaskan bahwa kaligrafi bukan sekadar tulisan indah, melainkan cara untuk menyampaikan keindahan Islam yang mendalam dan abadi.
Advertisement