Detik-detik Roket Meledak Ketika Salat Idul Adha di Afghanistan
Kemewahan bagi Muslim di Indonesia, meski memiliki keterbatasan beribadah Idul Adha di tengah PPKM Darurat. Di Afghanistan, jemaah Salat Id harus salat di tengah gempuran roket yang meledak dekat Istana Presiden.
Video Viral Ledakan Roket Afghanistan
Video yang menunjukkan jemaah sedang Salat Id di Istana Kepresidenan di Afghanistan, viral di media sosial. Sekilas tak ada yang istimewa dalam barisan shaft Salat Id tersebut.
Namun, suara ledakan roket yang datang bertubi-tubi di tengah salat, memunculkan rasa takut di antara jemaah salat. Beberapa jemaah terlihat bergeser dari tempat salatnya, siaga, dan melihat kondisi sekitar, sedangkan sebagian jemaah yang menggunakan jas dan pakaian formal lain, tetap mengikuti seruan imam yang memimpin salat, Presiden Ashraf Ghani.
Video tersebut telah dilihat sebanyak 109 ribu kali, selama tiga jam muncul di Twitter.
Video by national TV shows the moment rockets landed near the Presidential Palace during Eid prayers this morning. pic.twitter.com/WmEniyfLfM
— TOLOnews (@TOLOnews) July 20, 2021
Dihadiri Banyak Duta Besar
Diperkirakan, roket mulai ditembakkan sekitar pukul 08:00 pagi waktu setempat, dan terdengar keras di Zona Hijau, tempat salat Id digelar di Istana Kepresidenan Afghanistan.
Di sana, banyak jemaah yang berasal dari kedutaan negara sahabat, termasuk Duta Besar Amerika Serikat, ikut menjadi jemaah Saat Id.
Menteri Dalam Negeri Mirwais Stanekzai menyebut sedikitnya tiga roket meledak tak jauh dari ibukota Afghanistan, Kabul, di tengah perayaan Idul Adha. "Semua roket menyasar tiga target berbeda, di Kabul. Kami menerima laporan tak ada korban jiwa," katanya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa 20 Juli 2021.
Target Istana Presiden Afghanistan
Istana Kepresidenan Afghanistan sering menjadi sasaran tembakan roket. Terakhir, pada Desember lalu. Serangan roket kali ini bersamaan dengan meningkatnya razia yang dilakukan Taliban di seluruh bagian negeri, mengikuti proses penarikan pasukan asing yang akan tuntas pada 31 Agustus nanti.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Taliban tak mengumumkan gencatan senjata, pada masa Idul Adha, meski banyak desakan datang dari masyarakat internasional.
Pada Senin, 19 Juli, 15 utusan diplomatik dan perwakilan NATO di Kabul mendorong Taliban untuk menghentikan razia. Tuntutan itu muncul beberapa jam setelah Taliban dan pemerintah Afghanistan tak menemukan kesepakatan gencatan senjata dalam perundingan di Doha.
Sepanjang pekan terakhir, pimpinan Taliban Hibatullah Akhunzada menekankan adanya kependudukan politik, diikuti tindakan penguasaan dari kelompoknya. Taliban menguasai wilayah, perbatasan, dan mengepung ibukota, mengikuti proses hengkangnya pasukan asing. (Alj)
Advertisement