Deteksi Dini PMK, Pemkot Malang Surveilans 2 Ribu Ternak
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah melakukan surveilans kesehatan atau pengamatan terhadap hewan ternak yang ada berkaitan dengan penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Jawa Timur (Jatim).
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Anton Pramujiono mengatakan saat ini sudah melakukan surveilans di dua titik terkait deteksi dini wabah PMK.
"Kemarin kami ke Sentra Sanan dan tadi pagi kita ke Tlogowatu (melakukan surveilans). Hasilnya alhamdulilah belum ditemukan (PMK) dan masih terkendali," ujarnya pada Kamis, 12 Mei 2022.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, ada sekitar 1.247 ekor ternak sapi di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto yang telah terjangkit PMK.
Kasus pertama, dilaporkan berada di wilayah Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor potong sapi yang terjangkit PMK.
Selain melakukan surveilans kesehatan, Dispangtan Kota Malang mengimbau agar sekitar 300 peternak hewan yang ada untuk bisa berpartisipasi aktif melaporkan gejala PMK.
"Populasi di kami ada sekitar 2 ribuan hewan. Biasanya gejala itu demam panas, kepincangan hingga luka di mulut dan lidah. Jadi jika ada gejala PMK segera lapor ke dinas agar cepat tertangani dan menghindari penyebaran wabah," katanya.
Anton menambahkan pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada para peternak untuk tidak mengeluarkan hewan ternaknya atau mengambil dari luar daerah Kota Malang. Hal ini untuk meminimalkan hewan ternak mereka terjangkit wabah PMK.
"Kami lokalisir pokoknya. Sementara tidak boleh dikeluarkan hewannya," ujarnya.
Advertisement