Destinasi Wisata Banyuwangi Siap Sambut Wisatawan pada Lebaran
Destinasi wisata di Banyuwangi sudah bersiap menyambut wisatawan pada liburan Idul Fitri tahun 2023. Berbagai perbaikan sarana dan prasarana untuk memanjakan wisatawan yang berlibur. Selain fasilitas, salah satu yang menjadi fokus persiapan adalah berkaitan dengan keamanan dan keselamatan.
Ketua Asosiasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Banyuwangi, Abdul Azis, mengatakan, para pengelola destinasi wisata sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyambut libur lebaran ini. Mulai dari Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan hingga aparat kepolisian.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk pendirian posko kesehatan di destinasi wisata. Ada juga pos penjagaan termasuk dari kepolisian,” jelasnya.
Pria yang juga Ketua Pokdarwis Pesona Bahari ini menambahkan, khusus untuk pengamanan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polresta Banyuwangi, dalam hal ini Satuan Pamobvit yang sudah memiliki Unit Pariwisata untuk pengamanan destinasi pariwisata.
“Kita sudah koordinasi terkait pengamanan lonjakan pengunjung. Karena PPKM sudah dicabut,” bebernya.
Berkaitan dengan keselamatan pengunjung, menurut Azis, setiap destinasi harus memiliki life guard. Khususnya destinasi yang memilik pantai, sungai dan pemandian. Kalau tidak ada life guard, guide lokal harus betul-betul aktif. Misal di destinasi wisata Alas Purwo, di sini peran guide sangat penting untuk keselamatan pengunjung.
Khusus untuk destinasi wisata sungai, rambu-rambu keselamatan harus dipasang agar para pengunjung bisa mendapatkan informasi terkait destinasi itu. Pengelola juga harus menyegel dan tidak lagi menggunakan wahana permainan yang tidak layak, atau bisa membahayakan pengunjung.
“Setiap destinasi juga harus ada asuransi,” tegasnya.
Kesiapan pengelola destinasi wisata ini sangat penting mengingat tahun ini sudah tidak ada pembatasan kegiatan masyarakat. Dia memprediksi kenaikan pengunjung bisa di atas 50 persen atau bahkan di atas 100 persen.
Untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan ini, pihak pengelola juga sudah menyiapkan strategi. Jumlah pengunjung akan disesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing. Nantinya akan diterapkan semacam sistem buka tutup. Jika sudah penuh, maka destinasi wisata akan ditutup dulu.
Dia mencontohkan di destinasi wisata Grand Watu Dodol (GWD) yang dikelola Pokdarwis Pesona Bahari. Jika area parkir sudah penuh makan ditutup terlebih dahulu. Kalau pengunjung yang di dalam sudah keluar maka akan dibuka kembali.
“Kapasitasnya disesuaikan dengan luas area yang ada, sehingga ada sirkulasi. Tujuannya agar orang lebih nyaman,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskannya, para pengelola destinasi wisata utama seperti GWD, Cacalan, De Djawatan, sudah sepakat untuk menaikkan tiket masuk. Di GWD misalnya, tiket masuk akan dinaikkan menjadi Rp7.500.
Kebijakan menaikkan harga tiket ini merupakan bagian dari strategi pemerataan kunjungan dengan destinasi yang belum dikenal atau destinasi yang masih kecil. Harapannya, kata dia, dengan banyaknya destinasi wisata di Banyuwangi, mulai pantai hingga gunung, wisatawan bisa berpencar atau melakukan kunjungan secara merata di seluruh destinasi.
“Kalau di pantai GWD mahal silakan ke pantai lain yang lebih murah, ada pantai Bengkak, Pantai Bimorejo, silakan ke sana. Sehingga wisata kecil juga laku, merata,” harapnya.
Secara terpisah, pengelola destinasi wisata Bangsring Under Water, Sukirno, menyatakan, untuk menyambut musim libur lebaran, pihaknya sudah melakukan perbaikan pada wahana yang rusak. Berbagai hal yang dirasa perlu perbaikan diservis.
“Alat yang rusak kita perbaiki, yang kurang kita tambah,” tegasnya.
Karena Bangsring Underwater menonjolkan alam bawah laut, maka perbaikan juga difokuskan pada alam bawah laut yakni objek untuk snorkeling dan diving. Sehingga bisa memberikan yang terbaik untuk pengunjung.
Jika pengunjung puas, menurutnya, maka bisa dipastikan akan datang kembali pada kesempatan berikutnya. Tidak hanya itu, pengunjung akan ikut merekomendasikan destinasi kepada relasinya.
Di Bangsring Underwater, lanjut pria yang akrab dipanggil Sukir, memiliki beberapa wahana hiburan. Di antaranya snorkeling dan diving. Dua wahana ini yang paling diminati wisatawan. Ada juga wahana baru, yakni glass bottom boat atau perahu kaca.
Dengan menaiki perahu kaca ini, pengunjung bisa menikmati keindahan alam bawah laut dari atas perahu. Keindahan terumbu karang dan ikan berwarna-warni dapat dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, di destinasi yang berada di Desa Bangring, Kecamatan Wongsorejo ini, juga ada wahana kano, paddle, ada juga speed boat. Yang tidak kalah seru adalah jalan-jalan dengan speed boat atau perahu menyusuri kawasan pantai.
“Kami juga menyediakan trip ke Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan juga,” ungkapnya.