Destinasi Kuliner Kali Kurung, Kreativitas Pemuda di Tengah Covid
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan kreatifitas masyarakat. Seperti yang dilakukan pemuda dari tiga desa yang ada di Kecamatan Purwoharjo dan Cluring, Banyuwangi. Mereka membuat wisata kuliner Kali Kurung. Wisata kuliner ini berada di tepi Sungai Simbar yang berada di perbatasan dua Kecamatan, yakni Purwoharjo dan Cluring.
"Ini kreatif sekali. Di tengah pandemi Covid yang melumpuhkan ekonomi dunia, warga tetap optimis membuka destinasi baru. Kreativitas dan semangat semacam ini memang sangat dibutuhkan agar ekonomi kembali bangkit. Saya salut dengan warga Desa di sini,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, saat peresmian lokasi wisata tersebut pada Kamis, 13 Agustus 2020.
Wisata Kuliner Kali Kurung ini lokasinya di bawah rerimbunan pohon bambu yang ada di sepanjang tepi sungai. Pengunjung bisa menikmati aneka olahan ikan air tawar. Mulai dari ikan wader, lele, tombro, bawal, hingga oling atau biasa dikenal dengan nama sidat. Destinasi ini dikelola anak-anak muda yang menyebut dirinya Pemuda Perbatasan (Petasan).
Nama Kurung diambil dari mata pencaharian warga setempat yang mayoritas adalah pengrajin kurungan ayam dari anyaman bambu. Maka tak heran, ornamen yang menghiasi di wisata kuliner ini banyak yang berbentuk kurungan ayam.
Kali Kurung menawarkan sensasi baru berwisata kuliner. Wisatawan bisa menikmati aneka olahan ikan air tawar mulai menu bakar, goreng, rica-rica, hingga ikan bumbu merah. Bagi pengunjung yang ingin mengolah sendiri di rumah, juga bisa membeli ikan segar di tempat ini.
Semua ikan olahan maupun ikan segar yang dijual di Kali Kurung, merupakan hasil budidaya warga di sekitar sungai Simbar. Sungai ini membelah tiga desa. Yakni Desa Tampo, Keradenan, dan Plampangrejo.
"Selain untuk dijual kepada pengunjung, warga tentu bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dari budidaya ikan ini,” kata Abdullah Azwar Anas.
Destinasi ini berawal dari perilaku warga yang memelihara ikan air tawar di selokan depan rumahnya. Mereka sudah melakukan ini sejak lama sebagai penopang ekonomi keluarga. Hingga saat ini, sudah sekitar 100 warga yang melakukan budidaya ikan air tawar.
Dinas Perikanan Banyuwangi kemudian memberikan bantuan bibit ikan kepada mereka. Warga kini juga melakukan budidaya ikan di keramba sungai.
Abdullah Azwar Anas mengaku sangat mengapresiasi geliat kreativitas para pemuda Petasan ini. Bagi sang bupati, Kali Kurung bukan sekedar wisata kuliner, namun di balik ini adalah upaya membentuk ketahanan pangan. Warga bisa memenuhi kebutuhan konsumsi pangannya sendiri, sekaligus mendapatkan nilai ekonomis dari penjualan ikan.
“Saya berharap juga ini akan berdampak baik bagi kesehatan warga. Konsumsi ikan yang meningkat, tentunya akan meningkatkan derajat kesehatan,” ujar dia.
Kreatifitas warga ini diapresiasi Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Nurwahida. Menurut dia, ini adalah cara kreatif dalam upaya penyediaan ikan segar di daerah.
Nurwahida berharap tingkat konsumsi makan ikan di Banyuwangi semakin meningkat agar generasi Banyuwangi tumbuh sehat, cerdas, dan tidak stunting.
“Ini juga menjadi kesinambungan antara kegiatan penebaran benih ikan di kali dengan penyediaan ikan segar. Juga mendukung kampanye gemar makan ikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Keradenan Rudi menjelaskan, destinasi ini diinisiasi oleh kelompok pemuda dari 3 desa sejak dua bulan lalu. Rudi bersyukur, destinasi kuliner air tawar ini langsung diminati pengunjung sejak dibuka dua bulan lalu.
“Mulai keluarga hingga komunitas memancing suka ke sini. Per hari bisa 150 sampai 200 orang, bahkan bisa sampai 300 orang di akhir pekan,” kata Rudi.
Di akhir pekan, pengunjung juga bisa menikmati atraksi menarik dari kelompok seniman muda setempat, seperti tari jaranan, hadrah, dan masih banyak lainnya.
Advertisement