Desainer Titin Sudarsa Kenalkan Koleksi Tenun Ancak Lamongan
Tenun Ancak khas Kota Soto Lamongan, Jawa Timur memang belum banyak diketahui orang. Untuk mengangkat kain tenun Ancak ini, desainer Titin Sudarsa membuat koleksi 'Ancak'.
Titin mengungkapkan, koleksinya kali ini bertema 'Kebangkitan Tenun Ancak' di mana ia terinspriasi dari pemberdayaan perempuan melalui kerajinan tangan. "Motif pada tenun ancak, yakni jajaran gunung yang menyatu memiliki filosofi sebagai simbol kekuatan karena persatuan," ungkap desainer berusia 56 tahun ini.
Tenun yang biasanya banyak digunakan untuk pakaian formal. Pada koleksinya kali ini, Titin menawarkan, konsep ready to wear deluxe dengan styling urban dinamis padupadan ancak, lurik, serta katun, linen, dan satin.
"Busananya bersiluet trapesium dengan detail yang mengkilap dan garis lengkung yang berpadu. Potongannya syar'i sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh. Dalam satu look, setidaknya ada dua sampai tiga item, tidak termasuk jilbab," terang Titin.
Selain itu, busana juga bisa mix and match, seperti dress panjang dengan outer, tenun dan kulot yang dengan outer, dan sebagainya.
Ia pun memilih memadukan dengan outer, sebab banyak orang memilih outer agar kelihatan lebih dinamis dan elegan. "Apabila digunakan milenial juga chic dan trendi," katanya.
Dengan mix and match yang ia lakukan. Titin ingin membuktikan menggunakan produk lokal dengan material warisan Nusantara bukan merupakan hal yang kuno. Malah bisa menjadi tren yang tidak lekang oleh waktu.
"Bahan-bahan warisan nusantara saat ini bisa bersaing dengan bahan lainnya. Semuanya tergantung dari kreativitas. produk lokal dengan material warisan Nusantara bukan merupakan hal yang kuno. Malah bisa menjadi tren yang tidak lekang oleh waktu," jelasnya.
Titin juga mengungkapkan, tenun ancak yang gunakan langsung diambil dari pengrajinnya di Lamongan.
Dari segi warna, ia mengaku sedang bereksplorasi. Sebelumnya Titin suka bermain warna indigo, berbeda dengan yang ditawarkan oleh tenun ancak. "Warnanya sangat variatif, ada merah, biru, kuning, dan sebagainya. Warna-warnanya cerah dan cantik saat dipadukan," ungkap Titin.
Bahkan, beberapa kain memunculkan warna gold yang memberi kesan anggun dan mewah. Sementara untuk luriknya, Titin banyak bermain dengan motif sulur dengan warna silver, hitam, biru, dan ungu.
Menurutnya, busana rancangannya bisa digunakan ibu-ibu muda usia 30 tahun, sampai usia 60 tahun.