Desainer Surabaya Ubah Seragam Bela Diri Jadi Busana Trendi
Terinspirasi dari seragam bela diri Kuntao, desainer muda Sofira Asianda asal Surabaya menuangkannya dalam karya busana ready to wear untuk wanita. Kuntao sendiri merupakan seni bela diri komunitas etnik Tionghoa Asia Tenggara yang masuk di kawasan melayu Indonesia, seperti Kalimantan.
"Saya terinpirasi dari bela diri Kuntao. Ciri pakaian Kuntao sendiri pakai celana loose dan atasannya juga loose. Lalu ada sabuknya, bajunya cenderung simple," kata Fira yang ditemui pada Minggu, 30 Agustus 2020.
Untuk merealisasikan seragam bela diri Kuntao pada busana ready to wear, Fira sapaan akrabnya, memilih desain baju dan celana casual dengan perpaduan outer.
Outer ini beda pada umumnya. Busana ini bisa dikreasikan oleh pemakainya sesuai kebutuhan. "Outer-nya memang bukan outer yang panjang seperti biasanya. Outer-nya bisa dikreasikan jadi sabuk, juga bisa dililitkan ke baju dengan model yang disuka pemakainya," papar Fira.
Pada busananya ini, Fira juga memakai kain linen dan lurik. Pemilihan kain lurik ini karena jarang dipakai pada baju ready to wear.
"Selain itu warnanya juga cocok dengan warna busana yang saya desain. Dengan unsur lurik juga akan menonjolkan ketegasan dalam busan tersebut," imbuh Fira.
Warna-warna yang dipilih untuk busana ini cenderung natural, seperti olive, mustard brown, orange dan putih. Warna-warna tersebut mewakili warna art tone di Indonesia.
Busana ready to wear yang dipersiapkan selama satu minggu ini ternyata memiliki kesulitan pada proses penjahitan. Sebab, jahitan harus detail dan rapi untuk mempercantik busana.
Fira berharap, busana rancangannya ini dapat diterima masyarakat, khususnya kaum muda untuk berani berbusana etnik yang keren.
"Harapannya semoga baju etnik seperti ini bisa diterima dan bisa digunakan pada acara apa saja. Bukan hanya kondangan, tapi juga bisa digunakan pergi ke kampus atau yang lainnya," ujarnya.
Busana rancangan Fira ini dipamerkan dalam gelaran Surabaya Fashion Designer Award 2020 di Tunjungan Plaza Surabaya.