Desain Trase Lintas Rel Terpadu Kota Malang Capai 35 Kilometer
Rencana pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Kota Malang saat ini sudah mencapai penentuan panjang trase (jalur) rel sepanjang 35 Kilometer.
"Titik-titiknya saya lupa. Itu akan melewati kampus-kampus juga kantor-kantor," terang Wali Kota Malang, Sutiaji, pada Senin 17 Februari 2020.
Nantinya pembangunan trase sepanjang 35 kilometer tersebut dokumennya akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian untuk mendapatkan izin pembangunan.
"Prosesnya sampai saat ini kami masih menyusun izin ke Dirjen Perkeretaapian," jelas Sutiaji.
Dalam waktu dekat, lanjut Sutiaji,d ia akan melakukan rapat koordinasi dengan Walikota Batu dan Bupati Malang. Sebab, LRT tersebut akan menghubungkan tiga daerah yakni Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.
"Kamis depan kami (tiga kepala daerah) berencana akan bertemu untuk membahas ini mudah-mudahan Pak Bupati bisa," jelasnya.
Seperti diberitakan oleh Ngopibareng.id sebelumnya, Pemerintah Kota Malang tengah merencanakan untuk membangun moda transportasi massal LRT untuk mengurai kemacetan.
Moda transportasi massal LRT dipilih karena secara harga lebih murah dibanding dengan Moda Raya Terpadu (MRT).
"Kalau MRT itu kita lihat harganya Rp450 miliar perkilometer. Maka dari itu, kami memilih LRT jauh lebih murah, harganya Rp200 miliar perkilometer," jelas Sutiaji.
Moda transportasi berbentuk kapsul tersebut akan menghubungkan sejumlah daerah di Kota Malang dan Malang Raya.
"Kami sudah koordinasi (Pemkot Batu dan Pemkab Malang) ketika ada acara di Universitas Brawijaya ada Wagub juga. Landasan hukumnya UU 23 tahun 2014 tentang kerjasama antar daerah," ujar pria yang menggemari olahraga bulutangkis tersebut.
Direncanakan LRT tersebut berjumlah enam kapsul, masing-masing kapsul bisa menampung 24 dan 60 orang.