Desa Ngrawoh akan Ditenggelamkan oleh Bendung Gerak Karangnongko
Warga desa Ngrawoh Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora harus rela pindah atau bedol desa. Karena desanya akan ditenggelamkan seiring dengan rencana pemerintah membangun Bendung Gerak Karangnongko.
Pembangunan proyek nasional Bendung Gerak ini akan merenggut sebagian desa Ngrawoh sekitar 7.992 meter persegi yang dihuni sekitar 660 jiwa atau sekitar 207 kepala keluarga (KK).
Kepala Desa Ngrawoh, Purowondo menjelaskan, warganya bakal terkena dampak dari proryek tersebut. "Informasi terkini yang terdampak semua warga," ujarnya, Kamis, 3 Februari 2022.
Keinginan warganya selain relokasi, sebagian tanah bisa diganti untung. "Untuk modal kehidupan yang baru," katanya.
"Pendataan untuk menghitung ganti untung warga sudah dilakukan. Seperti rumah, luas lahan sawah hingga tanaman milik warga sudah didata. Namun dari hasil data tersebut pihak pemerintah desa belum diberitahu," katanya.
Terkait dengan pembangunan fisik di desanya, Purwondo tidak berani melangkah lebih jauh. Dia tidak ingin ada bangunan yang sia-sia setelah dibangun. Karena nantinya akan tenggelam.
"Kalau fisik yang sifatnya darurat itu tetap dilaksanakan. Selain yang sifatnya darurat lebih baik tidak usah. Tiwas mubadzir," ungkapnya.
Puwondo berharap warga bisa mengambil manfaat dari Bendung Gerak. Disamping bertani di wilayah hutan, juga bisa budidaya peternakan dan perikanan.
Proyek pembangunan Bendung Gerak akan melalui 5 desa, yakni Desa Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, Megeri dan Mendenrejo.
Pembangunan Bendung Gerak ini merupakan tanggung jawab Pemkab Blora dalam urusan pembabasan lahan. Namun, karena masih adanya keterbatasan anggaran, sementara dilakukan proses administrasi.
"Kita sendiri belum tahu pastinya pembebasan lahan akan diselesaikan. Sosialisasi memang sudah dilaksanakan, tapi masih terbatas," ujar Kepala DPUPR Blora, Sam Gautaman Karnajara.
Rencananya, menurut dia, warga yang terdampakan pembangunan Bendung Gerak Karang Nongko ini akan direlokasi ke Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Gajah Mada (UGM). "Tapi tidak semua warga mau direlokasi," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek ini telah ditetapkan menjadi proyek strategis nasional. Tercantum dalam Perpres nomor 79 Tahun 2019. Pekerjaan akan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Rencananya, proyek nasional Bendung Gerak Karangnongko ini akan membendung sungai Bengawan Solo. Memisahkan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora dengan Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.
Bendung Gerak Karangnongko ini rencananya ada sembilan pintu air. Bendung ini mampu mengairi lahan seluas 1.747 hektare untuk Blora dan 5.203 hektare untuk Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, proyek nasional ini bisa memenuhi kebutuhan air baku PDAM sekitar 2,15 juta meter kubik atau 100 liter per detik.
Bendung ini akan menghabiskan anggaran Rp2,5 Triliun. Bendung Gerak Karangnongko nantinya akan dibangun dengan tipe concrete gravity. Dengan daerah tangkapan seluas 10,03 KM2, serta berdaya tampung efektif sebesar 59,1 juta m3.
Advertisement