Desa Miliarder Tuban Riwayatmu Kini
Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sempat viral di TikTok pada Februari 2021 lalu. Warga desa tersebut memborong 176 mobil, usai mendapat rejeki nomplok miliaran Rupiah. Sawah dan ladang milik warga dibeli PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) untuk dijadikan kilang minyak dalam proyek New Grass Root Refinery (NGRR).
Di Desa Sumurgeneng sendiri ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Ganti rugi yang diterima warga paling sedikit di desa sini ada sekitar Rp35 juta dan paling banyak Rp28 miliar.
Setahun Berlalu, Warga Butuh Pekerjaan
Kini, kabar buruk menimpa warga Desa Sumurgeneng. Selang setahun ternyata warga banyak yang jatuh miskin hingga menjual hewan ternaknya untuk bertahan hidup.
Mereka bercerita hanya menghabiskan tabungan karena tak ada pekerjaan setelah tanah mereka dibeli PT PRPP. Mereka mengaku butuh pekerjaan. Sejumlah warga pun 'ngeluruk' ke kantor PT PRPP Tuban. Mereka demo menagih janji Pertamina yang akan memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja.
Menurut Presiden Direktur PT PRPP, Kadek Ambara Jaya, pihak perusahaan berkomitmen tinggi untuk proaktif dalam melibatkan tenaga lokal di proses pembangunan kilang minyak tersebut.
Kadek mengungkapkan bahwa hingga land clearing tahap III yang diselesaikan tahun 2021, kilang GRR Tuban sudah melibatkan 300 orang pekerja. 98 persen di antaranya disebut merupakan warga sekitar lokasi proyek.
"Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek," ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Syarat Rekrutmen
Menurut Kadek, rekrutmen tenaga kerja tersebut dilakukan dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan. Rekrutmen juga dilakukan dengan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.
"PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," tegasnya.
Untuk memastikan implementasi rekrutmen tenaga kerja dengan baik dan transparan, tutur Kadek, proses rekrutmen pada tahun 2022 didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC). Lebih lanjut, Kadek menjelaskan bahwa setiap tahapan proses rekrutmen diketahui oleh para pemangku kepentingan, termasuk pejabat pemerintah setempat. Pihak Pertamina disebut akan melakukan seleksi untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, sehingga putra daerah yang terpilih nantinya bisa menjadi pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten serta berdedikasi tinggi.
"Kami terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal seperti tahun sebelumnya. Ini merupakan harapan besar kami bahwa para calon tenaga kerja yang kami rekrut dapat menjadi representasi warga Tuban yang membanggakan," terang dia.
Penyesalan Datangnya Belakangan
Salah satu warga kampung miliader di Tuban yang kini dihantui rasa penyesalan setelah tanahnya dijual ke pihak proyek kilang Tuban adalah Musanam. Pria 60 tahun itu mengaku menyesal telah menjual rumah dan tanah ladangnya yang produktif seluas 2,4 hektare pada tahun lalu dengan harga lebih dari Rp 2,5 miliar.
"Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga, terpaksa harus menjual satu demi satu sapi ternaknya yang selama ini ia pelihara," ungkap warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu itu.
Mbah Mugi juga mengaku menyesal telah menjual tanah dan tak punya pekerjaan lagi. Perempuan 60 tahun itu sebenarnya tak berniat menjual tanahnya. Tetapi, lahannya masuk dalam proyek kilang minyak.
"Setiap saya di kebun diminta untuk menjual tanah, katanya ada pekerjaan di proyek kilang minyak tapi sekarang mana?" tagihnya.
Advertisement