Derita Petani Tembakau Probolinggo, Panen Awal, Gudang Belum Buka
Saat gudang-gudang pembelian tembakau milik sejumlah pabrik rokok (PR) di Kabupaten Probolinggo, sebagian petani sudah memanen tembakaunya. Karena dijual kepada tengkulak, harga tembakau relatif rendah, Rp25.000-28.000 per kilogram (kg).
Hingga Rabu, 11 Agustus 2021 ini belum satu pun gudang di Kabupaten Probolinggo yang beroperasi. Sisi lain, sebagian petani tembakau di sejumlah kecamatan seperti, Besuk, Krejengan, Paiton, Kotaanyar, dan Pakuniran sudah mulai panen tembakau.
Bahkan sejumlah petani sudah sejak akhir Juli lalu sudah menyelesaikan panennya. Para petani yang panen sebelum gudang dibuka ini diduga kuat “mencuri garis start” yakni, menanam tembakau lebih awal daripada yang dianjurkan Pemkab Probolinggo.
Soalnya turunnya harga penjualan tembakau kepada tengkulak itu dibenarkan Lukman Hakim, petani tembakau di Kecamatan Kotaannyar. Dikatakan saat, gudang tembakau belum buka, sejumlah tengkulak sudah berkeliling kampung untuk membeli tembakau petani.
“Tetapi harga yang ditawarkan tengkulak relatif rendah, Rp25.000 hingga Rp28.000 per kilogram. Tengkulak tidak berani menaikkan harga karena belum ada kepastian kapan gudang tembakau dibuka,” ujar Lukman.
Seperti diketahui, biasanya para tengkulak (biasa disebut blandang) itu juga menjual tembakau ke gudang-gudang milik pabrik rokok.
Disinggung soal belum bukanya gudang sementara panen tembakau sudah berlangsung, Lukman membenarkan. “Soalnya sebagian petani lebih awal tanam tembakaunya ketimbang yang dianjurkan Pemkab Probolinggo. Jadi panennya juga tentu saja lebih awal,” kata warga Desa Sampirampak Kidul, Kecamatan Kotannyar itu.
Sebagian petani sudah mulai menanam tembakau sejak April 2021 lalu. Hal itu terkait ketersediaan air.
Sisi lain, Pemkab Probolinggo menganjurkan, petani menanam tembakau sejak akhir Mei 2021. Pertimbangannya, saat panen sesuai dengan jadwal pembukaan gudang-gudang tembakau.
"Kalau tanam Mei sesuai anjuran Pemkab Probolinggo, jaraknya terlalu jauh dengan musim hujan, petani akan kesulitan air,” ujar Lukman.
Tembakau yang kekurangan air pertumhungan akan kerdil dan tidak tinggi. “Para petani yang menanam awal ini risikonya panen dulu dan harus menunggu gudang tembakau dibuka,” katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, Sugito berjanji, dalam waktu dekat ini akan berkunjung ke sejumlah gudang tembakau. Tujuannya untuk mendesak gudang segera membeli tembakau petani.
“Selain mendesak gudang segera buka, kami tentu akan berkoordinasi dengan Disperindag,” ujar politisi Partai Nasdem itu.