Deretan Ustadz Kondang Pernah Singgah di Masjid Almadani
Ramadan tahun 2022 berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Di masa pandemi dan ketatnya protokol kesehatan membuat masjid-masjid tak seramai di masa normal. Kebijakan pembatasan sebagai pencegahan Covid-19 pun membuat warga muslim patuh.
Pada Ramadan tahun ini, saat pemerintah mulai melakukan pelonggaran karena kasus Covid-19 menurun drastis, masjid-masjid mulai diserbu oleh pengunjung. Bukan sekadar untuk menjalankan salat wajib maupun sunnah, tapi juga menunggu waktu datangnya buka puasa.
Di Surabaya, ada Masjid Almadani yang memiliki keunikan tersendiri di setiap bulan Ramadan. Masjid yang berada di kompleks perumahan mewah Pakuwon City itu selalu dijejali pengunjung saat menjelang buka puasa.
Padahal, masjid yang dikelola oleh Komunitas Muslim Pakuwon City (KMPC) ini terletak di ujung utara Kota Surabaya. Lokasinya pun cukup nyempil, di mana masyarakat Surabaya sendiri tak banyak yang tahu keberadaan masjid tersebut.
Uniknya, kendati lokasi masjid ini jauh dari pusat Kota Surabaya dan memiliki daya tampung relatif kecil, Masjid Almadani tetap menjadi daya tarik ratusan warga muslim setiap harinya.
Menurut Ketua KMPC, Achmad Rubaie, setiap harinya sekitar 400 orang hadir di masjid tersebut. Pada umumnya, mereka datang menjelang buka puasa. Mayoritas pengunjung yang datang adalah mahasiswa perguruan tinggi yang berada di sekitar Surabaya Utara.
Tak sedikit dari mereka yang sedang menempuh studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Airlangga (Unair), dan beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi lain.
“Tanpa bermaksud merendahkan, mereka ini bukanlah anak-anak dari keluarga dengan taraf ekonomi menengah ke bawah. Banyak di antara mereka adalah anak-anak orang mampu. Mereka senang berbuka di sini sembari berkumpul dengan teman-temannya,” ujar Rubaie, yang juga seorang politisi kawakan dari Partai PAN Jatim ini.
Mantan anggota DPRD Jatim ini mengaku senang dengan banyaknya kunjungan mahasiswa dari kampus-kampus sekitar. Pasalnya, ia yakin di antara mereka akan jadi tokoh besar di masa depan. “Setidaknya, kalau besok mereka sukses, jadi pengusaha atau ulama besar, kami tahu mereka pernah berada di antara kami di sini. Syukur-syukur kalau mereka ingat pernah berada di masjid ini,” terangnya.
800 Pengunjung di Awal Ramadan
Tak tanggung-tanggung, setiap hari sekitar 400 pemuda dan pemudi datang ke Masjid Almadani. Bahkan di awal-awal puasa hingga pertengahan, pengunjung bisa mencapai 800 orang.
Untuk melayani mereka, panitia Ramadan Masjid Almadani pun menyediakan makanan takjil, nasi kotak dan minuman dalam porsi besar bagi pengunjung yang hadir. “Kami tak pernah kehabisan stok makanan dan minuman. Karena semua sudah kami antisipasi,” ujar Rubaie.
Rubaie menuturkan, hal ini bisa mereka lakukan tak lepas dari peran para donatur dan pengembang perumahan Pakuwon City yang peduli terhadap warga muslim yang jumlahnya minoritas di sana.
“Alhamdulillah, banyak donatur yang percaya kepada kami. Mereka ada yang menyumbang makanan maupun uang untuk pelaksanaan buka puasa bersama di Masjid Almadani ini,” terangnya.
Panitia Ramadan masjid ini tak hanya melayani pengunjung untuk berbuka puasa, tapi juga menyediakan makanan bagi jamaah yang ingin beritikaf pada 10 malam terakhir Ramadan. Masakan pun langsung diolah di tenda depan masjid yang sengaja disediakan oleh panitia bagi juru masak.
“Luar biasanya, ibu-ibu (warga setempat) dan beberapa orang itu rela melayani sampai malam hari. Bahkan panitia baru bubar saat pagi hari, setelah salat subuh. Kami semua bahu membahu dan saling bantu untuk menyemarakkan Ramadan di setiap tahunnya,” tutur Rubaie.
“Ada puluhan orang, baik muda maupun yang sudah berumur menjalankan itikaf lailatul qodar di masjid ini,” tambahnya.
Rubaie mengatakan Masjid Almadani juga berhias di setiap Ramadan. Lampu-lampu LED panjang pun dililitkan di beberapa pohon yang berada di sekitar masjid. Juga ada photo booth di depan halaman masjid. Perlengkapan ini sengaja disediakan bagi pengunjung yang ingin berswa foto atau selfie.
Ustadz Kondang Pernah Mampir di Almadani
Meski terbilang kecil dan lokasinya yang nyempil, Masjid Almadani tak kalah dengan masjid-masjid besar yang ada di Kota Surabaya lainnya. Di masjid yang dibangun oleh pengembang Perumahan Pakuwon City ini pernah singgah beberapa ustadz ternama di Indonesia.
Sebut saja, Ustadz Firanda Andirja, Hanan Attaki, Muzammil Hasballah dan banyak ulama kondang pernah datang ke masjid ini. Bukan hanya tokoh agama, Wali Kota Pasuruan dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul juga pernah singgah saat masih menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur.
Bahkan Muzammil bisa dibilang sangat sering berkunjung di masjid kebanggan KMPC ini. “Beliau sering ke sini. Bahkan saking seringnya, beliau dekat dengan takmir masjid dan pengelola,” kata Doddy Irawan, salah satu panitia Ramadan masjid ini.
Komitmen pengelola masjid ini untuk menjadikan Almadani memiliki imam berkualitas memang tak sebatas Ramadan saja. Untuk kesehariannya, mereka bekerjasama dengan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Bahkan selama Ramadan ini, beberapa penghafal Al Qur’an dari ponpes tersebut bergantian menjadi imam salat wajib dan tarawih.
“Ada juga ustadz dari Hadramaut, Yaman. Beliau datang rutin sesuai jadwalnya atas permintaan kami ke Ponpes Hidayatullah,” ujar Thomy, Seksi Dakwah Masjid Almadani.
Kupon Makan
Meski jumlah pengunjung mencapai ratusan, panitia tak pernah kewalahan melayani para pengunjung saat waktu buka puasa tiba, terutama ketika pembagian nasi kotak. Sebab, mereka menyediakan kupon makan bagi pengunjung yang membanjiri masjid tersebut.
Sambil membawa kupon, dengan tertib, ratusan pengunjung pun mengantre makanan yang disediakan panitia. Sementara bagi jamaah yang tidak kebagian kupon, tak perlu khawatir tak mendapat jatah makan, karena panitia membagi mereka menjadi dua baris, yang berkupon dan yang tidak. Tidak ada kekacauan sedikit pun meski antrean cukup panjang.
“Menyenangkan melihat mereka tertib berbaris. Suasana seperti ini yang bikin kami selalu merindukan Ramadan,” terang Doddy, panitia Ramadan Masjid Almadani yang juga seorang politisi Partai Demokrat tersebut.
Dodik mengungkapkan, dari dulu masjid di perumahannya ini menjadi tempat singgah banyak mahasiswa dan pemuda selama Ramadan. Sehingga suasana bulan suci terasa sangat kental di masjid yang memiliki luas bangunan sekitar 20 meter persegi ini.
“Iya, saya tahu masjid ini juga dari senior saya di kampus. Setelah merasakan buka bersama di sini, saya hampir setiap hari datang ke sini. Bukan cuma karena bisa makan gratis, tapi nyaman karena bisa berkumpul sama teman-teman, bersilaturahmi dengan pengelola masjid dan teman dari kampus lain,” kata Iwan, mahasiswa ITS asal Mojoagung, Jombang, ini.
Hal yang sama diungkapkan mahasiswa Unair Kampus C, Lutfi. “Senang datang ke masjid ini, berkumpul sama teman-teman. Suasana masjidnya juga nyaman, sepi karena berada di antara perumahan mewah. Jadi khusyuk kalau ibadah di sini,” terangnya.
Doddy pun berterimakasih kepada seluruh pengunjung yang datang ke Masjid Almadani. Karena keberadaan mereka membuat suasana Ramadan terasa kuat di masjid hanya beberapa meter dari tempat dirinya tinggal.
Advertisement