Depok Telusuri 50 Warga yang Kontak dengan Pasien Corona
Wali Kota Depok: 50 Orang Lebih Terindikasi Virus Corona
Wali Kota Depok, Jawa Barat, Muhammad Idris Abdul Somad menyebut setidaknya ada 50 orang lebih yang berinteraksi dengan dua pasien positif virus corona. Sebab itu, pihaknya tengah mencari keberadaan mereka.
"Penegasan, yang positif dua corona, yang terindikasi di atas 50 orang. Yang di atas 50 orang ini yang kontak langsung dengan korban," tutur Idris di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Senin 2 Maret 2020.
Menurut Idris, 50 orang tersebut mencakup petugas medis Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok dan pasien di rumah sakit tersebut. Sebab, dua korban virus corona sempat memeriksakan kesehatannya di sana.
"Memang ada beberapa pasien yang mengeluh flu di rumah sakit, tapi belum terbukti," katanya.
Kini Pemkot Depok mengawasi setiap keluhan dan laporan yang masuk ke setiap lembaga medis, termasuk puskesmas dan rumah sakit. Idris berharap setiap lapisan masyarakat dapat sigap memberikan informasi terkait virus corona di lingkungannya.
"Tetangga sekitarnya kami masih cari informasi yang lain ya," Idris menandaskan.
Sebelumnya diberitakan dua warga Depok, MD perempuan berusia 64 tahun, dan NT perempuan berusia 31 tahun, dinyatakan positif terpapar Covid-19, berdasarkan hasil verifikasi petugas surveilans kota Depok tertanggal 1 Maret 2020.
Kronologi kejadian, NT pada 14 Februari ikut dalam acara klub dansa di Klub Paloma & Amigos Jakarta. Pesertanya multinasional. Salah satu peserta merupakan warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia. Waktu kembali ke Malaysia terbukti positif Covid-19 dan dirawat di Malaysia
16 Februari, NT menunjukan gejala batuk, sesak dan demam selama 10 hari. Kemudian, 26 Februari 2020, NT berobat ke Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Depok. RS Mitra Keluarga Depok mengeluarkan diagnosa Broncopneumonia, tersangka Covid-19 infection dengan riwayat kontak kasus positif Covid-19.
Kemudian 29 Februari 2020, NT dirujuk ke RSPI SS tetapi kondisi sudah membaik, yaitu tidak mengalami demam meski masih batuk. Pada 1 Maret 2020, diambil spesimen berupa nasofaring, orofaring, serum, dan sputum dari NT, dan telah dikirim ke Litbangkes.
Pengambilan spesimen BAL akan dikirim kemudian. NT masuk dalam kategori pengawasan, tulis petugas surveilans kota Depok tertanggal 1 Maret 2020, yang dikirim ke Kemenkes.
Sedang korban ke dua, MD mengalami demam, sesak nafas, batuk, pilek, lemas. Penularan ini disebabkan kontak dengan anaknya, NT, yang diduga memiliki riwayat kontak dengan kasus positif WNA Jepang berdomisili di Malaysia.
Pasien kedua mulai menunjukkan gejala sejak 22 Februari 2020. Ia pun berobat ke RS Mitra Depok, dengan diagnosa terkena tifoid dd ISPA dan pasien diduga Covid-19
Pada 29 Februari 2020, kasus dirujuk ke RSPI SS. Pada 1 Maret 2020, rumah sakit melakukan tindakan yang sama dengan NT. MD diambil spesimen berupa nasofaring, orofaring, serum, dan sputum dan telah dikirim ke Litbangkes.
Pengambilan spesimen BAL akan dikirim kemudian. Kini pasien kedua masuk dalam kategori pengawasan. Ibu dan anak yang diduga positif terpapar virus corona ini telah diisolasi, untuk mencegah penyebaran virus yang menggemparkan dunia tersebut.