Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Itu Butuh Bantuan Dermawan
Pandemi Covid-19 memang berdampak yang sangat luar biasa bagi warga Indonesia. Banyak di antara tenaga kerja di Indonesia yang harus dirumahkan gara-gara perusahaan tempatnya bekerja gulung tikar.
Cobaan semacam itu pula yang dialami oleh ustadzah Milna Himawati usia 32 tahun. Sejak pandemi melanda Covid-19 melanda Indonesia, pendapatan rumah tangganya menjadi oleng.
Suaminya yang sebelumnya sudah mapan bekerja di perusahaan leasing, dengan sangat terpaksa harus menerima kenyataan pahit. Dirumahkan! Perusahaan tempatnya bekerja sudah tak mampu lagi membayar gaji para karyawannya.
Menghadapi kenyataan tersebut, suami ustadzah Milna Himawati pun tak tinggal diam. Dia banting stir menjadi broker. Namun, bekerja sebagai broker, ternyata masih belum bisa menutupi semua kebutuhan rumah tangganya.
Apalagi keluarga muda ini masih memiliki dua anak kecil yang butuh biaya banyak untuk kebutuhan sehari-hari. Keluarga muda ini dikaruniai dua orang puteri yang masih kecil. Masih butuh susu dan juga pampers untuk kedua puteri kesayangannya.
Selain menjadi broker, suami ustadzah Milna Himawati sebenarnya juga sudah mencoba peluang lain. Misalnya melamar di perusahaan-perusahaan lain. Sayangnya, atas semua lamaran yang sudah disebar, hingga kini belum ada yang nyantol.
“Suami saya sudah melamar kerja ke sana kemari, tapi masih belum berhasil. Mungkin karena usianya yang tidak memungkinkan lagi” kata ustadzah Milna sedih.
Ustadzah Milna sendiri sebenarnya juga sudah bekerja. Sekitar dua setengah tahun terakhir, ustadzah Milna di mengajar Pondok Pesantren Al Fajar. Pondok Pesantren Al Fajar ini terletak di Desa Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur.
Namun, meski ustadzah Milna juga mengajar, gaji mengajarnya masih belum bisa menutupi kebutuhan rumah tangganya. Gaji dari mengajar bisa dikatakan masih menjadi single income buat keluarganya. Pendapatan suaminya dari bekerja sebagai broker masih belum bisa diandalkan.
Sama seperti suaminya, ustadzah Milna sebenarnya juga berpikir keras untuk mencari sumber pendapatan lain. Misal, dengan berjualan makanan di depan sekolah. Kebetulan rumah ustadzah Milna berdekatan dengan sekolah. Usaha ini sebenarnya bisa jalan. Namun sayang, sekolah juga masih sepi karena murid-murid masih diliburkan karena pandemi.
Berharap bantuan dari bantuan pemerintah lewat Bantuan Langsung Tunai (BLT) pun tak bisa diharapkan. Keluarga ustadzah Milna memang tercatat sebagai penerima BLT. Namun, menurut ustadzah Milna japa yang dijanjikan pemerintah tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
“Janjinya kami mendapat bantuan enam ratus ribu per bulan, tapi kenyataanya selama tiga bulan kami baru terima sebesar tiga ratus ribu” ungkapnya.
Segala upaya sudah ditempuh. Namun belum membuahkan hasil. Alhasil, untuk menutupi kebutuhannya, ustadzah Milna untuk sementara hanya mengandalkan gaji dari tempatnya mengajar yang tak seberapa. Juga kadang harus meminta bantuan kepada orang tuanya.
Menyikapi kondisi ini Global Zakat Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyalurkan bantuan berupa Bantuan Biaya Hidup Guru melalui Program Sahabat Guru Indonesia kepada empat ustadzah dan satu ustadz di Pondok Pesantren Al Fajar di Desa Kapas Bojonegoro.
Bantuan ini tentu sangat berguna buat ustadzah Milna, karena bisa membantu mengurangi beban mereka untuk bulan ini. Ustadzah Milna pun bersyukur dengan adannya bantuan ini. Besar harapannya agar bantuan ini bisa berlanjut selama pandemi ini.
“Alhamdulillah ada bantuan dari Global Zakat ACT, tentu ini bisa membantu kami para guru honorer yang bisa digunakan untuk menyambung hidup” kata ustadzah Milna.
Guru-guru yang bernasib seperti ustadzah Milna ini sebenarnya banyak. Banyak di antara mereka juga terdampak pandemi ini. Oleh karena itu, Dipo Hadi, Head Of Program ACT Jawa Timur, berharap ada banyak lagi bantuan dari Sahabat Dermawan melalui Program Sahabat Guru Indonesia. Tujuannya, agar semakin banyak lagi guru yang terdampak pandemi bisa dibantu.
Jika berminat ingin membantu, informasi lengkap sila kunjungi lama www. indonesiadermawan.id atau bisa juga langsung menyalurkan bantuan uang lewat rekening Aksi Cepat Tanggap di BNI Syariah dengan nomor rekening 66 00000 153
Advertisement