Dengan Saling Mencinta, Hidup Menjadi Damai dan Indah
"Prinsip Kasih-Sayang (Rahmat) yang bersemayam di lubuk hati setiap agama, kepercayaan, etika sosial dan tradisi spiritual mengimbau kita untuk selalu memperlakukan orang lain sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan dan tidak memperlakukan orang lain dengan cara yang kita sendiri tidak ingin diperlukan dengan cara itu".
KH Husein Muhammad memberikan renungan kepada kita.
"Tadi sore aku buka puasa bersama di Pondok Pesantren Dar al Hjrah, Buntet Pesantren Cirebon, asuhan Kiai Nemi Mu'tasim Billah. Acara ini diselenggarakan oleh Pesantren Damai", Fahmina Institute," tutur Kiai Husein Muhammad, suatu hari di bulan Ramadan 1444 H.
Kiai Husein Muhammad bicara tentang makna Pesantren, berikut uraian selanjutnya:
Pesantren berasal dari Pe-Santria-an. Yakni tempat santri. Cliffort Geertz mengatakan bahwa kata “santri” berasal dari kata Sansekerta "Shastri" secara literal berarti manusia yang baik-baik yang membaca/ mempelajari kita suci Hindu. Ia juga bermakna ilmuwan Hindu yang pandai menulis. Pernyataan Cliffort Geertz tersebut memperlihatkan kepada kita bagaimana para pendiri pendidikan pesantren mengadopsi tradisi pendidikan keagamaan non Islam yang lebih dahulu ada di wilayah Nusantara.
Lalu aku becerita tentang Islam masuk ke Nusantara dengan damai sekaligus melakukan proses "pribumisasi Islam", (meminjam kata Gus Dur) bukan "Islamisasi pribumi". Atau "Islam Nusantara" (meminjam sebutan yang lain). Para ulama penyebar Islam mengapresiasi tradisi lokal, yang oleh yang lain dipandang "bid'ah".
Sesudah itu aku bicara tentang makna "Rahmat", "Kasih" dan "Cinta". Semua agama mengajarkan tentang tiga terma ini.
Lalu aku mengakhiri dengan kalimat- kalimat berikut yang aku kutip dari para bijakbestari muslim.
قَدْ تَكُونُ هُنَاكَ مَبَادِئُ أَخْلاَقِيَّةٌ كَثِيرَةٌ وَلَكِنْ أَسَاسُهَا وَاحِدٌ, وَهُو الْحُبُّ. وَهَذا الْحُبُّ مَبْعَثُ الْاَمَلِ وَالصَّبْرِ وَالْاِحْتِمَالِ وَالتَّسَامُحِ وَكُلِّ الْفَضَائِلِ. وَالْكَرَمُ وَالسَّمَاحَةُ وَالْاِحْسَانُ كُلُّهَا صَادِرَةٌ مِنَ الْحُبِّ.
"Meskipun ada banyak code moral, akan tetapi dasar utamanya adalah cinta. Cintalah yang melahirkan harapan, kesabaran, ketabahan, toleransi dan semua moral baik. Penghormatan, toleransi dan berbuat baik, semua lahir dari cinta".
ما لم نتعلّم كيف نحبّ خلق الله، فلن نستطيع أن نحبّ حقاً ولن نعرف الله حقاً”.
"Selama kita tidak belajar mencintai ciptaan Allah, kita tak bisa sungguh-sungguh mencintai dan kita tak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya."(40 Kaidah Cinta)
اَحِبَّ كُلَّ إِنْسَانٍ حَتَّى تَكُونَ دَاِئمًا بَيْنَ الْوَرْدِ وَالرِّيَاض
"Cintailah semua orang, niscaya kau akan selalu berada di antara bunga mawar dan taman-taman surgawi".(Rumi).
Dengan saling mencinta, hidup menjadi damai dan indah.
Catatan akhir
Pada Minggu 9 April 2023, Alhamdulillah Khataman Ngaji puasa di Pesantren Dar al Tauhid, Arjawinangun. Cirebon. Kitab yang dibaca : "Mukhtashar Min Akhlaq al Nabi". Aku bilang :
"Dalam situasi sosial hari ini yang tengah terperangkap dalam sirkuit kemelut psikologi rapuh yang meruntuhkan moralitas bangsa, maka kajian dan ngaji "Akhlaq al Rasul Saw", sangat penting. Terutama pada aspek "Af'al al Rasul", perilaku beliau SAW.
Nabi mengatakan "Buitstu Li Utammima Makarim al Akhlaq", Aku ditugasi Allah untuk menegakkan akhlak mulia. Moralitas kemanusiaan universal. Semoga bermanfaat.
Demikian tausiyah bersama KH Husein Muhammad. Semoga bermanfaat.
Doa Puasa Ramadan
اَللَّهُمَّ وَفِّرْ فِيْهِ حَظِّيْ مِنْ بَرَكَاتِهِ وَ سَهِّلْ سَبِيْلِيْ إِلَى خَيْرَاتِهِ وَ لاَ تَحْرِمْنِيْ قَبُوْلَ حَسَنَاتِهِ يَا هَادِيًا إِلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ
Allâhumma waffir hadzdzî min barakâtihi wa sahhil sabîlî ilâ khayrâtihi walâ tahrimnî qabûla hasanâtihi yâ hâdiyan ilal haqqil mubîn
Artinya :
“Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih bisa menikmati berkat-berkat-Mu dan mudahkanlah jalan-ku untuk mendapat kebaikan-kebaikannya. Jangan Engkau haramkan aku untuk menerima kebaikan-kebaikannya. Wahai Pemberi Petunjuk kepada jalan yang terang
Fadilah Shalat Tarawih
وفى ليلة العشرين يعطى ثواب الشهداء والصالحين
Dan pada malam keduapuluh, diberi pahala syuhada' dan shalihin
*) Disadur dari Kitab Durratun Nashihin, karya Syaikh Usman bin Hasan bin Ahmad, ulama' besar bermadzhab Hanafi, halaman 18.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu taat kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement