Demonstrasi di Tel Aviv, Warga Israel Desak Gencatan Senjata
Ribuan warga Israel menduduki depan gedung Parlemen Israel, selama lima hari hingga Minggu 31 Maret 2024. Mereka menuntut gencatan senjata sebagai bagian pembebasan tawanan milik Hamas, segera. Mereka juga menuntut pemilu digelar segera.
Dilansir dari Al Jazeera, unjuk rasa itu diklaim sebagai yang terbesar sejak peran Israel di Gaza, per 7 Oktober 2023 lalu. Para pengunjukrasa kecewa dengan kinerja PM Israel Benjamin Netanyahu, yang disebut menjadi penghalang dibebaskannya seluruh tawanan dari Hamas.
Demonstran menutup sepanjang jalan di depan Gedung Knesset selama beberapa hari.
"Setelah enam bulan, sepertinya pemerintah paham jika Bibi Netanyahu adalah penghalang," kata seorang demonstran, Einav Moses, menantu dari Gadis Moses yang masih jadi tawananan Hamas, kepada AP. "Sepertinya dia tidak mau membawa pulang tawanan, seperti sudah mengaku kalah di misi ini," lanjutnya.
Al Jazeera melaporkan, demonstran akan mendirikan tenda dan tidur di lokasi selama tuntutan mereka tidak didengarkan.
Pimpinan oposisi Yair Lapid, kepada demonstran, menyebut jika Netanyahu menghancurkan hubungan Israel dengan Amerika Serikat dan tidak memikirkan nasib tawananan kecuali kepentingan politiknya sendiri.
Sedangkan Netanyahu dalam pidatonya di televisi, mengaku paham dengan kesedihan keluarga para tawanan. Ia juga menyebut pemilu yang diperceat dua tahun, akan menyebabkan Israel lumpuh selama enam hingga delapan bulan.
Ia juga menegaskan sikap Israel untuk tetap membumihanguskan Rafah di Gaza. "Tidak ada kemenangan tanpa masuk ke Rafah," tandasnya dalam pidato sebelum melakukan operasi hernia.