Ridwan Hisjam Maju Dalam Bursa Caketum Partai Golkar
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ridwan Hisjam, memastikan akan maju bursa calon pemilihan ketua umum Partai Golkar di Musyawarah Nasional pada 4-6 Desember 2019.
Pria yang akrab disapa Tatok itu mengatakan, tekad untuk maju ini karena ingin kembali membawa Golkar berjaya seperti pada Pemilu 2004.
Kesuksesan Golkar di kala itu adalah karena adanya paradigma baru yang dimunculkan yakni dengan membuat demokrasi itu berasal dari bawah yang ditarik ke atas. Berbeda dengan pada era Soeharto yang menjalankan sistem demokrasi dari atas.
“Saya melihat bahwa ke depan ini ada proses yang namanya siklus politik 20 tahunan Indonesia, dan itu akan terjadi di tahun 2024. Oleh karena itulah saya terpanggil untuk ikut di dalam proses kepemimpinan Partai Golkar di tingkat nasional,” katanya usai bedah buku miliknya di Hotel Elmi, Surabaya, Minggu 24 November 2019.
Lebih lanjut, pasca keberhasilan itu Tatok menilai perjalanan Golkar makin hari menurun. Hal itu terbukti dengan perolehan suara yang terus merosot pasca kepemimpinan Akbar Tanjung 2004.
Mantan Ketua DPD Golkar Jatim itu mengaku jika ada kesalahan sistem yang dilakukan selama tiga periode terakhir. Di mana, demokrasi yang dibangung dengan pemikiran pragmatis.
“Harus dikembalikan ke sebenarnya karena Golkar setelah pasca Akbar Tanjung itu adalah bukan lagi menjadi partai yang mengedepankan ideologis, tetapi dia di dalam praktek-prakteknya dia mengedepankan yang namanya pragmatis (serba praktis dengan menyodorkan uang),” ungkapnya.
Lalu caranya bagaimana? Ia mengaku dengan cara yang sesuai dengan era 4.0 dan cara-cara milenial. Sebab, pemilih terbesar adalah anak-anak usia milenial.
Terkait dukungan, ia mengaku bahwa sebenarnya jelang pemilihan pimpinan tidak ada yang namanya saling klaim dukungan karena yang diutamakan adalah kejujuran.
Ia menegaskan, kalau ada yang calon yang klaim dukungan dan menyerahkan surat dukungan itu pasti bohong, karena cara seperti itu tidak ada dalam AD/ART partai.
“Di dalam AD/ART disebutkan bahwa dukungan itu dilaksanakan secara langsung dan rahasia, melakukan coblos nama bukan melalui surat-surat dukungan, kan ada surat dukungan yang beredar itu transaksional. Sudah pasti yang mengeluarkan surat dukungan adalah transaksional,” pungkasnya
Sebelumnya, peta persaingan kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu sudah dipanasi oleh dua nama yang beredar yakni petahana Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Bambang Soesatyo.