Sebelum Demo Omnibus Law Pecah, Risma Sempat Ingatkan Jokowi
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, ternyata sudah mengirimkan surat kepada Presiden, Joko Widodo, sebelum terjadinya bentrokan, saat demo Tolak Omnibus Law, di Grahadi, pada, Kamis, 8 Oktober 2020, lalu.
Surat Risma yang bernomor, 560/ 9002/ 436.7.8/2020, dan tertanggal, 5 Oktober 2020, tersebut, berisikan aspirasi serikat pekerja Kota Surabaya.
“Sehubungan pembahasan Rancangan Undang Undang Omnibus Law klaster Ketenagakerjaan, serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh yang mengalami pemitusan hubungan kerja di masa pandemi Covid-19,” tulis surat tersebut.
“Dengan ini disampaikan dengan hormat aspirasi dari serikat pekerja/serikat buruh Surabaya, yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Buruh Surabaya sebagaimana terlampir, untuk dapat dipertimbangkan dan diakomodir sesuai ketentuan yang berlaku,” lanjut surat itu.
Mengenai hal tersebut, Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan jika surat itu memang benar adanya. Menurut dia, pernyataan ini sudah dikirimkan sebelum Omnibus Law disahkan. "Iya benar. Sudah lama dikirimkan itu suratnya," kata Febri, ketika dikonfirmasi, Jumat, 16 Oktober 2020.
Febri memgungkapkan hal tersebut berawal ketika Risma bertemu dengan para pekerja dan buruh, pada Minggu, 4 Oktober 2020. Dengan tujuan menampung aspirasi mengenai akan disahkannya Omnibus Law.
Dari pertemuan itu, lanjut Febri, keesokan harinya, Senin, 5 Oktober 2020, Risma langsung meminta jajarannya untuk mengirimkan surat kepada Jokowi, terkait dengan hasil mediasi tersebut.
Menurut Febri, pengiriman surat kepada Jokowi tersebut merupakan langkah antisipatif dari Risma, agar tak terjadi aksi besar-besaran seperti yang terjadi di kota lain, pada Kamis, 8 Oktober 2020.
"Jadi Ibu buatkan surat dan dikirimkan esok harinya. Ibu langsung menuruti permintaan buruh supaya mereka itu tak perlu melakukan aksi demonstrasi," jelasnya.
Namun sayangnya, massa penolak Omnibus Law tetap memenuhi Jalan Gubernur Suryo, pada tanggal tersebut, hingga menimbulkan bentrokan antara peserta aksi dengan polisi, yang berujung rusaknya fasilitas umum. "Ibu tahu kok, kemarin yang ricuh itu bukan buruh dan mahasiswa,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Febri mengatakan, bahwa tanpa menunjukkan ke publik, sebenarnya Risma sudah terlebih dahulu mendengarkan aspirasi para buruh sebelum demonstrasi terjadi.
Perlu diketahui, Risma juga sempat terlihat mendatangi lokasi demonstrasi di depan Grahadi, setelah massa aksi dibubarkan oleh aparat kepolisian, pada pukul 20.00 WIB. Dirinya tampak ikut memungut dan membersihkan sampah sisa kerusuhan.