Demo Limbah Plastik di Grahadi, Ecoton: Turunkan Kualitas Sperma
Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) menggelar aksi teatrikal untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup, di depan Gedung Negara Grahadi, pada Selasa, 6 Juni 2023.
Dalam aksi yang diikuti sekitar 30 aktivis lingkungan tersebut, tampak tiga orang di antaranya dililit plastik. Selain itu, terlihat beberapa manekin juga memperagakan hal yang sama.
Koordinator Aksi Hari Lingkungan Hidup, Alaika Rahmatullah mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk protes kepada pemerintah yang lemah terhadap hukum penggunaan sampah plastik.
"Padahal Indonesia berkomitmen mengakhiri polusi plastik dan mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri polusi plastik melalui Global Plastic Treaty yang diikuti oleh 170 negara” kata Alaika.
Akan tetapi, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik pada 2023, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim), hanya 8 daerah menerapkan pembatasan plastik.
Sedangkan, Making Oceans Plastic Free menyebutkan, rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Artinya bobot sampah tersebut 1.278.900 ton per-tahunnya.
"Sampah kantong plastik menyumbang setidaknya 40 persen dari keseluruhan sampah plastik di Indonesia, dan 511.560 ton kantong plastik yang digunakan masyarakat berakhir ke lautan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Ecoton, Rafika Aprilianti mengatakan, sampah platok sekali pakai mengandung bahan kimia ftalat, BPA, senyawa perfluorinasi, yang bisa menyebabkan kanker.
Rafika merinci, salah satunya zat kimia ftalat dapat menurunkan tingkat hormon testosterone dan estrogen memblokir kerja hormon tyroid serta sebagai racun pencemar system reproduksi.
Selain itu, senyawa lainya, yakni bisphenol dapat mempengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan kecemasan dan mengganggu hormon reproduksi. Alkhylphenol mempengaruhi infertilitas pada laki-laki.
Senyawa Bisphenol A dan ftalat termasuk senyawa Endocrine-Disrupting Chemicals (EDC), yang menyebabkan kerusakan vas deferens, konsentrasi sperma menurun, dan meningkatkan kelainan bentuk sperma.
"Juga menurunkan mortilitas sperma sehingga sulit untuk membuahi ovum dan apoptosis sel spermatogenic (kematian sel spermatogenic)," kata Rafika.
Rafika menyebut, senyawa yang terkandung dalam sampah plastik sekali pakai juga memicu gangguan hormon pada wanita hingga menyebabkan Sindrom ovarium polikistik atau PCOS.
"Hal ini dapat menyebabkan periode menstruasi tidak teratur disertai pembentukan kista pada ovarium. Kondisi ini juga dapat menyebabkan wanita sulit untuk hamil," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Rafika, Ecoton meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, segera membuat Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur tentang pembatasan plastik sekali pakai.
"Mendorong Produsen untuk beralih kepada solusi alternatif dengan cara meredesign kemasan dan penerapan proses distribusi melalui sistem refill," tutupnya.
Advertisement