Demi Surabaya, Tokoh PDI Perjuangan Tak Peduli Dipecat DPP
Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya, Mat Mochtar mendapat sanksi berat dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP berupa pemecatan. Penyebabnya, Mat Mochtar terang-terangan membelot dari keputusan DPP PDIP yang memberikan rekomendasi dukungan pada Eri Cahyadi-Armuji di Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya. Sedangkan Mat Mochtar menggalang dukungan untuk pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU).
"Mat Mochtar telah dipecat. Kalau mengaku anggota partai harus memiliki kesadaran berorganisasi. Eri Cahyadi-Armudji adalah calon PDIP. Saya tahu persis bagaimana sebelum mengambil keputusan Ibu Megawati melakukan kontemplasi. Bahkan saat itu agar keputusan benar-benar sesuai harapan rakyat Surabaya, sebulan sebelum Eri-Armudji diumumkan, Ibu Mega tidak mau terima tamu, termasuk Bu Risma. Dengan demikian keputusan benar-benar jernih, tulus, untuk masa depan Kota Surabaya," ungkap Wakil Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, dalam rilis yang diterima.
Menanggapi itu, Mat Mochtar mengaku tak mempermasalahkan langkah yang diambil oleh partai untuk memecat dirinya. "Aku lapo (kenapa) dipecat wong (orang) aku guduk (bukan) pengurus partai. Dipecat ya terserah yang penting gak dipecat Allah dan masyarakat Surabaya. Pemecatan ini saya terima, tapi hati saya tetap untuk PDIP," ungkapnya.
Kecintaannya terhadap partai ditunjukkan Mat Mochtar dengan tetap memberi dukungan kepada partai, namun tidak di Pilwali Surabaya 2020 kali ini. Tokoh asal Madura itu mengatakan, ia sengaja membelot untuk mendukung pasangan MAJU karena kecewa dengan pilihan DPP yang tidak memberi rekomendasi kepada kader asli juga putra tokoh PDIP, Whisnu Sakti Buana yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota Surabaya.
Di sisi lain, Mat Mochtar mengaku, pasangan MAJU memiliki pengalaman yang luar biasa dibidanngnya masing-masing. Lebih-lebih Machfud Arifin yang pernah menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.
“Harapan saya, kader PDI Perjuangan jangan pernah ragu dalam berjuang. Saya tidak takut dipecat, dibunuh pun saya gak akan mundur,” pungkasnya.