Demi Sepeda Motor, Risma Ngotot Tolak MERR Jadi Jalan Tol
Seksi terakhir Jalan MERR yang diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Sabtu 15 februari 2020 ternyata menyimpan cerita lain. Ternyata, dulu saat mau membangun MERR dari tahap 1 hingga 3, jalan bypass tersebut rencananya mau dijadikan jalan tol oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
Namun, Risma mengaku menolak mentah-mentah usulan itu. Alasannya hanya agar pengendara sepeda motor bisa melewati jalan arteri dari Utara Surabaya menuju Selatan Surabaya tersebut.
"Saya ngotot menolak jalan ini jadi jalan tol. Karena saya tahu banyak warga saya, warga Surabaya ini yang masih memakai sepeda motor. Makanya saya mau MERR tetap bisa dilalui motor," kata Risma, saat meresmikan seksi terakhir Jalan MERR Gunung Anyar-Tambaksumur, Sabtu 15 Februari 2020.
Ia mengatakan, Jalan MERR harus menjadi jalan untuk semua golongan di Kota Surabaya. Mulai dari masyarakat yang berpenghasilan rendah hingga berpenghasilan tinggi.
"Siapa pun harus bisa lewat sini. Tidak peduli kaya atau miskin. Kalau ini jalan tol, coba bayangkan, kan hanya yang punya mobil yang bisa lewat. Pengguna sepeda motor bagaimana?" tanya Risma.
Karena kengototannya, Jalan MERR dari seksi Kenjeran hingga Gunung Anyar dibangun bertahap. Karena biaya terbatas yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Meski keterbatasan dana, saya tetap ngotot bangun. Karena ini untuk mobilitas masyarakat," katanya.
Cerita Risma menolak pembangunan tol di Surabaya bukan hanya di MERR saja. Beberapa tahun lalu, Risma juga sempat berseteru dengan Pemprov dan Kementerian, karena ia menolak Jalan Diponegoro hingga Pasar Kembang dan Manukan dijadikan Tol Dalam Kota (TDL) seperti di Jakarta.