Demi Pendidikan Anak, Difabel Sugiono Jadi Jukir dari Atas Sepeda
Demi biayai anak sekolah, Sugiono, 56 penyandang disabilitas warga Dusun Ngemplak, Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang rela banting tulang kayuh sepeda dengan tangan hampir dua jam.
Hal tersebut dilakukannya guna memenuhi kebutuhan sekolah anaknya yang baru saja lulus SMA. Jarak antara rumahnya dengan tempat ia bekerja sebagai juru parkir memang tidak begitu jauh jika ditempuh dengan perjalanan normal. Namun, karena kondisi fisik Sugiono yang tidak memungkinkan, mengharuskan ia menempuh perjalanan sekitar 90 menit.
"Jarak yang saya tempuh hampir dua jam dari rumah menuju lokasi," ucapnya pada wartawan pada Selasa 1 Juni 2021.
Dengan kondisi kaki yang tidak mungkin untuk berjalan, Sugiono memanfaatkan sepeda tua miliknya untuk beraktivitas. Sepeda tersebut pun, ia poles minimalis disesuaikan dengan kebutuhannya. Sepeda dengan tiga roda dan bagian pancal diletakkan di bagian depan agar mudah ia jalankan.
"Untuk aktivitas dan pergi ke tempat kerja sehari-hari," ujarnya.
Ia mengaku nyaman dan bersyukur masih bisa beraktivitas. Juga, dirinya tak mau mengganti sepeda roda tiga tersebut. Karena sepeda roda tiga tersebut adalah hasil pemberian bantuan dari almarhum KH Abdurrahman Wahid.
"Karena ini saya termasuk salah satu penerima bantuan kursi roda dari Almarhum Gus Dur sejak menjabat sebagai Presiden Indonesiaā€¯ ungkapnya.
Pria yang lahir pada tahun 1956, sudah sekitar 10 tahun bekerja sebagai juru parkir tersebut mengatakan sudah terbiasa melakukan kesehariannya. Perjalanan yang ditempuh bukan seperti biasa. Melainkan, sepedanya ia pancal dengan kedua tangannya.
Meski lelah, hal tersebut tak menjadi alasannya untuk menyerah. "Saya tetap semangat mencari nafkah dengan kondisi apapun dan juga sudah tidak mau menggantikan kursi roda yang telah diperbaiki ini diganti dengan lainnya.
Pria usia setengah abad lebih ini kini sudah tak mempunyai istri lagi karena telah bercerai. Dia sekarang hanya tinggal dengan anak laki-lakinya. Meski alami keterbatasan, ia selalu berupaya bekerja guna melanjutkan pendidikan anaknya.