Demi Keselamatan, KONI Jatim: Idealnya PON Ditunda
Merebaknya virus corona di Indonesia yang telah memakan banyak korban jiwa membuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur berharap pemerintah agar meninjau ulang keputusan melaksanakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 Papua di bulan Oktober mendatang.
Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil menyampaikan, peninajuan ulang harus dilakukan karena ini akan berdampak pada keselamatan para atlet.
Apalagi, lanjut Nabil, saat ini sudah banyak KONI di provinsi lain yang memberhentikan kegiatan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda). Padahal, tahun ini adalah waktu penting untuk memaksimalkan persiapan, meski atlet memang masih bisa berlatih di rumah.
"Ini menunujukkan kalau April, Mei sampai Juni, atau tiga bulan itu kondisi atlet turun drastis semua. Kemudian mulai lagi Juli, Agustus dan September, gak mungkin tiga bulan recovery dan mencapai peak-nya. Maka, kita merespon Wakil Presiden Republik Indoensia dan Komisi X DPR RI yang menyatakan sebaiknya ditunda," kata Nabil kepada Ngopibareng.id, Sabtu 11 April 2020.
Bukan hanya itu saja, banyak KONI daerah termasuk KONI Pusat yang anggarannya berkurang untuk membantu penanganan virus corona. Bahkan, kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan kini mengalami perubahan jadwal.
"Saya lihat (KONI) pusat juga agak susah, termasuk penyelesaian venues kan harus berhenti kalau ada corona. Sebab gak boleh ada kerumunan. Kemudian kebijakan Papua sendiri lagi lockdown, jadi sekarang agak susah. Maka, idealnya ditunda saja," ungkapnya.
Saat ini, KONI Jatim telah memberlakukan pola pelatihan training from home (TFH) kepada atlet-atlet Puslatda. Para atlet melakukan latihan sesuai dengan program yang diberikan oleh tim pelatih, bahkan latihan juga tetap dipantau pelatih melalui video conference.
Nabil mengaku, upaya tersebut tentu tidak akan maksimal bagi atlet karena TFH lebih banyak pada menjaga kebugaran agar tidak turun. Tentu ini sangat berbeda dengan latihan teknik, karena tidak terpantau oleh pelatih. Tidak adanya sparing untuk mengukur kemampuan juga dianggap sebagai kendala lain.
"Ada beberapa cabor yang tidak bisa bersentuhan langsung dengan lapangan, seperti renang, selam dan beberapa lainnya. Ini masih kita pikirkan solusinya," ujarnya.
Sementara itu, saat disinggung terkait hotel maupun rumah kontrakan yamg telah dibooking di Papua. Nabil memastikan, pemilik atau manajemen telah komitmen dengan apapun yang terjadi. Apalagi, KONI Jatim telah memberikan uang muka.