Ini Cara Restoran di Banyuwangi Terapkan 3M
Salah satu pendukung kemajuan sektor pariwisata Banyuwangi adalah kulinernya yang khas dan beraneka ragam. Salah satu tempat yang menyediakan kuliner khas Banyuwangi adalah Restoran Ijen Isun. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjungnya, restoran ini menerapkan protokol kesehatan atau 3M yang ketat.
Saat memasuki restoran ini, pengunjung lebih dulu diperiksa suhu tubuhnya. Ini dilakukan untuk memastikan setiap pengunjung yang datang suhunya normal yakni di bawah 37,3 derajat celcius. Setelah diperiksa suhu tubuhnya, pengunjung kemudian diarahkan untuk mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir di tempat yang disediakan.
“Kami telah menyediakan beberapa titik tempat mencuci tangan untuk pengunjung,” kata pengelola Restoran Ijen Isun, Shoifullah, Sabtu, 12 Desember 2020.
Untuk penerapan physical distancing, lanjutnya, menajemen Ijen Isun telah memberikan tanda dan imbauan untuk menjaga jarak antar pengunjung. Selain itu, pengaturan posisi kursi juga sudah diatur jaraknya sekurang-kurangnya satu meter.
“Yang paling penting semua pengunjung yang datang kami wajibkan menggunakan masker sebagai salah satu bagian dari protokol kesehatan yang harus ditaati oleh semua orang,” jelasnya.
Penerapan protokol kesehatan ini juga diberlakukan untuk pegawai. Setiap pegawai juga harus menerapkan protokol kesehatan. Menggunakan masker dalam setiap aktivitasnya selama menjalankan tugas menjadi sebuah kewajiban bagi setiap pegawai Ijen Isun.
“Ini demi kepentingan bersama untuk membantu pemerintah dalam mencegah penyebaran covid-19,” jelas pria berpostur tinggi ini.
Restoran yang berada di Jalan Lijen, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah ini, menyediakan berbagai menu khas Banyuwangi seperti ayam kesrut, pecel pitik dan makanan khas Banyuwangi yang lain. Ada juga jajan khas Banyuwangi seperti Kucur, Lupis, Lanun. Selain itu, bagi para pecinta kopi, di tempat ini juga menyediakan berbagai kopi berkualitas.
Konsep Restoran Ijen Isun cukup berbeda dengan restoran lainnya, karena di tempat ini bangunannya menggunakan rumah adat suku asli Banyuwangi yakni Suku Using. Begitu juga kursi dan mejanya menggunakan kursi dan meja kuno khas suku using.
Advertisement