Demi Air, Warga Gunung Kidul Harus Jual Kambing
Kekeringan yang cukup parah menjadikan warga Gunung Kidul, Yogyakarta harus melakukan apapun demi bertahan hidup. Bahkan mereka harus menjual harta benda demi membeli air.
Wastinah, 42 tahun, warga Dusun Gebang, Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul misalnya, mengaku harus menjual empat ekor kambing demi memenuhi kebutuhan air bersih.
"Empat kambing sudah saya jual. Kebetulan Idul Adha jadi harganya lumayan, yang besar laku Rp2,5 juta, yang kecil Rp500.000 dan Rp400.000," kata Wastinah, kepada sejumlah wartawan yang menemui dirumahnya Kamis 9 Agustus 2018.
Menurut dia, sejak puasa, setiap bulannya dia terpaksa harus membeli dua tangki air bersih seharga Rp135.000 per tangki. Harga yang cukup mahal bagi Wastinah yang hanya seorang petani.
Selama ini, bantuan air bersih dari pemerintah hanya disalurkan ke bak penampungan air di masjid. Setiap keluarga bisa mengambil air dari masjid namun dengan volume yang terbatas karena harus berbagi dengan warga lainnya.
Hal yang sama juga dialami warga Dukuh Pringsurat, Desa Ngloro yang tak jauh dari rumah Wastinah. Warga dusun ini terpaksa juga menjual hewan ternak demi membeli air bersih.
"Harga air sekarang naik, kalau dulu Rp135 ribu pertangki, sekarang naik jadi Rp150 ribu," kata Kasihani, 35 tahun.
Menurut dia, untuk kebutuhan air ini, dirinya juga telah menjual empat kambingnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Pringsurat, Suparno mengatakan kekeringan sudah empat bulan melanda daerahnya. Kontur tanah di perbukitan menjadikan suplai air PDAM memang tidak bisa naik ke desa ini. (man)