Delegasi dari 15 Negara Pelajari Kampung Keluarga Berkualitas di Banyuwangi
Belasan delegasi dari 15 negara dan organisasi internasional mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas Banyuwangi di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Mereka datang untuk mempelajari program keluarga berencana, kependudukan hingga pembangunan keluarga yang ada di tempat itu dalam program Ambassador Goes to Kampung Keluarga Berkualita Banyuwangi.
Para delegasi tiga diantaranya merupakan Ambassador atau Duta Besar (Dubes) yakni Dubes Romania Dan Adrian Balanescu, Dubes Thailand Prapan Disyatat, Utusan Khusus Seychelles to ASEAN Nico Barito, Charge D'affairs of the Embassy of Zimbabwe Viola Matongorere. Hadir juga perwakilan dari Kenya, Finland, United Arab emirates, Kanada, Australia, Singapura, dan Malaysia.
Plt. Deputi Penelitian Pelatihan dan Pengembangan BKKBN RI, Irma Ardiana, mengatakan awalnya kegiatan ini bernama Kampung Keluarga Berencana. Program ini diinisiasi oleh presiden Jokowi pada tahun 2016.
Dijelaskannya, dari hasil evaluasi kegiatan sebelumnya, ternyata kegiatan ini tidak bisa hanya fokus pada Keluarga Berencana utamanya pasangan usia subur. Menurutnya, harus ada kebijakan yang sifatnya inklusif. Artinya, kata Dia, seluruh tahapan perkembangan manusia harus ada intervensinya. “Mulai dari manusia ada dalam kandungan, ibu hamil, sampai pada manusia di tahapan usia lanjut. Itu konteksnya adalah kampung keluarga berkualitas,” jelasnya, Rabu, 15 Mei 2024.
Saat ini, menurutnya, Kampung Keluarga Berkualitas di Banyuwangi yang dikunjungi belasan delegasi dari berbagai negara ini mempunyai capaian luar biasa. Bahkan, sambungnya, capaian tersebut bisa menjadi barometer yang ada di Pulau Jawa atau bahkan di luar Jawa.
Langkah berikutnya, menurutnya, agar program ini bisa mendapatkan perhatian tidak hanya di tingkat domestik tapi juga bisa menjadi pembelajaran dari negara lain dibuatlah program bersama Ambassadaor.
“Jadi saat ini program kita mengundang para Ambasador dari beberapa negara untuk mempelajari bagaimana program Bangga Kencana, Keluarga Berencana, kependudukan, dan pembangunan keluarga. Dimana miniaturnya program tersebut berada di kampung keluarga berkualitas. Menurutnya, para delegasi tersebut sudah memberikan catatan untuk implementasinya. “Dan harapannya bisa menjadi nilai tambah bagi program kampung keluarga berkualitas,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi, Dwi Yanto mengatakan, kampung berkualitas intinya ada empat variabel. Kata kuncinya berkualitas yakni berkualitas untuk usia lanjut, berkualitas untuk perempuan orang tua, berkualitas untuk anak-anak remaja, dan berkualitas untuk balita.
Mengenai capaiannya, menurutnya, untuk lansia suatu saat akan dilatih untuk bisa hidup mandiri. Dalam hal pemberdayaan perempuan, sudah ada treatment melalui pelatihan-pelatihan berusaha. Ini sudah dibuktikan adanya hasil dari olahan di Jambewangi itu sendiri. Variabel Remaja, melalui sosialisasi dan yang paling penting adalah treatment untuk keberlanjutan pendidikan. “Hanya dengan cara itulah para remaja tertunda untuk bisa melakukan pernikahan dini,” tegasnya.
Untuk balita, menurut Dwi Yanto, di kampung itu sudah ada permainan untuk simulasi perkembangan anak. Lebih jauh, menurutnya, di Kampung tersebut ada kendil pengawet ASI. Ide ini muncul ketika di daerah pegunungan tidak ada kulkas. Metodenya, dengan cara meletakkan bejana, di bawah kendil ada airnya. “ASI-nya ditutup, disimpan, maka inysaallah bertahan sampai 4 jam. Itu akan diuji secara lab, kalau itu memang benar maka itu akan direplikasi seluruhnya,” katanya.
Secara keseluruhan, menurut Dwi Yanto, semua program di kampung keluarga berkualitas ini nantinya diharapkan bisa direplikasi semuanya. Program itu diseminasi dengan sembilan kelompok kegiatan yang sudah ditentukan. “Harapannya ini bisa dilaksanakan. Kenapa ini bisa terjadi, karena ada afirmatif, ada keberpihakan pemerintah kepada keluarga berkualitas dari empat variable itu tadi,” ujarnya.