Delapan Industri Keramik Tutup Akibat Tingginya Harga Gas
Harga pasokan gas industri yang dirasa masih tinggi menyebabkan delapan pabrik keramik tutup di beberapa daerah Indonesia.
"Negara kita adalah lima besar pemasok keramik dunia, namun ironi justru delapan pabrik tutup karena tingginya biaya produksi menggunakan gas," kata Presiden Direktur Puri Kemenangan Jaya (perusahaan distributor keramik batu alam) Jusmery Chandra di Jakarta.
Dia menilai matinya sejumlah industri keramik adalah karena beban operasional menggunakan bahan bakar gas serta serbuan keramik impor yang semakin sulit dibendung.
Menurutnya pemerintah dirasa kurang memberikan perhatian dalam maslah ini. Awalnya hanya Tiongkok yang menjadi kompetitor, namun belakangan muncul dari negara Asia lainnya seperti Vietnam dan lainnya.
Memagari aturan dengan memberikan label "SNI" ternyata dianggap langkah yang kurang tepat. Sebab ternyata para broker impor keramik juga bisa memiliki sertifikat SNI walaupun barang berasal dari luar negeri.
Sementara itu, Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mendesak pemerintah segera menurunkan harga gas untuk sektor industri guna mendongkrak daya saing industri.
"Ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 40 Tahun 2016. Maka, harus segera dilaksanakan secara konsisten," kata Ketua Umum FIPGB Achmad Safiun masih dalam kesempatan yang sama.
Dampak dari belum turunnya harga gas adalah banyaknya industri yang merugi hingga gulung tikar, di antaranya industri sarung tangan latex dari 40 pabrik saat ini tinggal empat yang beroperasi menurut Achmad.(trs)
Advertisement