Dekrit Raja Salman untuk Indonesia
RIYADH - Minggu yang lalu Raja Salman menerbitkan dekrit/ keputusan Raja. Dekrit ini berkaitan dengan Indonesia. Dan ini merupakan peristiwa sejarah yang baru pertama bagi Indonesia. Kabar keluarnya Dekrit Raja Salman ini disampaikan oleh Dubes RI untuk Saudi Agus Maftuh Abegebriel kepada ngopibareng.id Kamis pagi (27/9). Apa isi dekrit bersejarah tersebut?
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hubungan bilateral yang memasuki usia ke-68 tahun, Kerajaan Arab Saudi menggandeng Indonesia sebagai satu-satunya Tamu Kehormatan (Guest of Honour) dalam sebuah festival budaya termewah di Janadiriyah, Riyadh Saudi Arabia.
Kepastian ini muncul setelah minggu yang lalu Raja Salman menerbitkan dekrit/ keputusan Raja yang berisi penetapan Indonesia sebagai satu-satunya “Dhaif al-Syaraf” tamu kehormatan di Festival Janadiriyah yang akan berlangsung selama hampir satu bulan mulai 1 Januari sampai dengan 25 Januari 2019.
Menurut Agus Maftuh Abegebriel, pertimbangan Indonesia diundang sebagai Tamu Kehormatan sebagaimana yang tertulis dalam nota diplomatik adalah kenyataan begitu dalamnya hubungan kesejarahan yang sangat istimewa antara kedua negara, Saudi dan Indonesia.
“Ini adalah sebuah penghormatan yang luar biasa dari Kerajaan Arab Saudi terhadap Indonesia dan pengakuan sebagai sebuah negara Muslim terbesar di dunia yang sangat kaya dengan aneka ragam budaya. Sebuah pengakuan sebagai negara yang expert dan teruji dalam merawat keberagaman (diversity) dalam sebuah bingkai kesatuan (unity),”jelas Maftuh Abegebriel.
Yang lebih istimewa lagi, penunjukan ini tidak didahului dengan permintaan resmi Indonesia lewat nota diplomatik. Tapi baru tahap pembicaraan informal antara Dubes RI di Saudi dengan Pangeran HRH. Sultan bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, Putera tertua Khadimul Haramain Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan beberapa Pangeran Muda Saudi yang akhirnya mendapatkan tanggapan positif dari Raja Salman.
“Untuk menjadi Tamu Kehormatan di festival ini, sebuah negara harus mengajukan permohonan dengan antri sampai 4 hingga 8 tahun. Alhamdulillah irisan takdir diplomatik mengantarkan Indonesia menjadi Guest of Honour dengan penuh kemudahan dan kelancaran,” tegas ayah tiga anak ini.
Lebih lanjut Dubes RI untuk Saudi yang juga staf pengajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini bertekad untuk memamerkan kedigdayaan budaya Indonesia di kawasan Dunia Arab. Dan yang lebih penting dibarengi juga dengan pameran-pameran industri untuk penguatan diplomasi ekonomi di kawasan Dunia Arab.
Festival Janadriyah merupakan pameran terbesar dan bergengsi di bidang sejarah dan kebudayaan di wilayah Timur Tengah yang mulai dilaksanakan sejak tahun 1985. Festival Janadriyah setiap tahunnya dibuka dan diresmikan langsung oleh Raja Arab Saudi. Jumlah pengunjung pada festival ini rata-rata sebanyak 4 juta lebih selama 3 (tiga) pekan berlangsungnya festival. Sebagai catatan, pada tahun 2018, jumlah pengunjung yang hadir ke Festival Janadriyah sebanyak kurang lebih 6,4 juta pengunjung.
Untuk menyukseskan event besar dan bersejarah ini, Dubes Maftuh Abegebriel sudah melakukan komunikasi intensif dengan para Menteri dan Kepala Lembaga terkait di Indonesia guna memohon dukungan dan support demi suksesnya keterlibatan Indonesia di Festival Janadiriyah.
Terkait dengan visa para tim budaya, pariwisata dan ekonomi dari Indonesia yang akan terbang ke Riyadh yang mungkin akan mencapai sekitar 1.000 pegiat budaya dan tim diplomasi ekonomi, KBRI Riyadh sudah sejak dini berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta demi kelancaran perhelatan akbar dan langka ini untuk penguatan Diplomasi Saunesia (SAUDI INDONESIA). (erwan widyarto)