Dekati Dunia Usaha Kemendikbud Siapkan Perubahan Kurikulum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengubah kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuannya supaya antara pendidikan vokasi dengan dunia industri lebih menyatu.
Gagasan tersebut disampaikan Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto pada Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Vokasi: Memperkuat Link dan Super Match secara virtual Jumat 5 Februari 2021.
“Ada lima aspek yang mengalami perubahan dalam kurikulum SMK, supaya terbentuk link dan match yang lebih kuat ”kata Wikan.
Adapun lima aspek yang mengalami perubahan tersebut pertama kali mencakup seluruh mata pelajaran (mapel). Dalam model pendidikan vokasi, hal-hal yang bersifat akademik dan teoritik hanya mendapatkan porsi yang jauh lebih kecil. Pendidikan vokasi harus lebih memperbanyak praktik di lapangan.
Wikan mencontohkan mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Mata pelajaran tersebut akan berubah menjadi matematika terapan dan bahasa Indonesia terapan.
“Jadi harus benar-benar terapan. Tidak lucu kalau siswa memperoleh nilai Bahasa Indonesia 9 tetapi faktanya tidak bisa berkomunikasi, ”ujarnya.
Kedua, aspek aspek mengawinkan kurikulum pendidikan SMK dengan perguruan tinggi. Kebijakan SMK Fast Track mendukung lulusan SMK yang bisa menempuh pendidikan vokasi selama tiga semester atau setara studi Diploma 2. Skema ini sesuai kurikulum pendidikan vokasi yang diterapkan di Jerman dan Jepang.
Perubahan ketiga adalah menyiapkan mata pelajaran sesuai proyek dasar pembelajaran dan ide kreatif kewirausahaan selama tiga semester.
Lalu keempat adalah menambah mata pelajaran pilihan. Contohnya siswa sekolah teknik mesin dapat mengambil mata pelajaran pemasaran.
Sedang aspek kelima adalah penerapan kurva wajib di tiap semester, seperti kurikulum pembangunan desa dan pengabdian masyarakat.
Diakui Wikan, seluruh perubahan aspek tersebut bertujuan menjadikan anak vokasi mencintai proses belajarnya. Karena harus menghadapi tantangan baru. Sehingga siap untuk belajar hal baru.
Perubahan tersebut lanjut Wikan sekaligus mendukung program Kemendikbud tahun lalu, CoE 2020. Tahun ini diluncurkan pula program SMK Pusat Keunggulan (PK), yakni penyempurnaan SMK CoE dengan melibatkan perguruan tinggi vokasi untuk membina SMK.
Menurutnya pendidikan vokasi merupakan jenis pendidikan yang cocok dengan dunia kerja masa kini. Pendidikan vokasi selalu identik dengan perubahan masa depan. “Ini jawaban kita atas tantangan di masa depan terkait bonus demografi generasi muda,” kata Wikan.
Advertisement