Dekat Muhammadiyah, Ini Pengakuan Tokoh Muslim Jepang
Islam merupakan agama yang terus berkembang diseluruh penjuru dunia dengan penganutnya yang terus meningkat pesat di berbagai negara tak terkecuali Jepang.
Japan Muslim Association (JMA) menyebutkan, ada sekitar 40.000 orang Jepang asli yang menganut agama Islam. Angka ini sudah hampir sepuluh kali lipat sejak berdirinya JMA pada 1952.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM)Jepang berkesempatan melakukan silaturahimdan diskusi mengenai kondisi dan perkembangan islam di Jepang dengan JMA. Acara ini berlangsung pada Ahad (14/10) bertempat di kantor JMA Higashi-Gotanda, Shinagawa, Tokyo.
Menurut presiden JMA, Amin K. Tokumasu, Islam sudah masuk ke jepang cukup lama sebelum berdirinya JMA. Salah satu faktor penting dalam penyebaran islam di jepang adalah bahasa.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan JMA adalah menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jepang.
“Al-Quran adalah sumber dari islam. Al-Quran berbahasa arab, karena itu, kami berusaha untuk menerjamahkan Alquran ke dalam bahasa Jepang. Karena dengan bahasa Jepang, orang Jepang akan mengerti”, ungkap Amin Tokumasu.
Sebagai informasi, Al-Quran sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sejak 1972, yang selanjutnya dilakukan proses revisi selama sepuluh tahun hingga akhirnya diterbitkan pertama kali pada tahun 1982. Hingga kini, sudah 10 cetakan Al-Quran dengan terjemahan bahasa Jepang yang diterbitkan JMA.
Selain itu, banyak informasi lainnya yang diperoleh oleh PCIM Jepang dari kegiatan ini terkait dengan Islam di jepang yang bermanfaat sebagai dasar dalam geraknya menggairahkan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar di negeri sakura.
JMA memiliki hubungan dekat dengan PCIM Jepang sebagai representatif Muhammadiyah. Hubungan JMA dengan Muhammadiyah diawali dengan diundangnya Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1995-2000 Amien Rais ke Jepang oleh JMA.
Kedekatan ini juga dibuktikan dengan hadirnya perwakilan JMA pada tiga Muktamar Muhammadiyah terakhir yang berlangsung di Malang, Yogyakarta, dan Makassar. Bahkan karena ketertarikannya kepada Muhammadiyah, salah satu tokoh JMA, Khalid Mimasaka Higuchi yang sekarang menjadi executive director JMA, pernah tinggal selama beberapa waktu di Kauman, Yogyakarta untuk mempelajari biografi pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.
“Saya tahu tokoh-tokoh Muhammadiyah, Amien Rais, Syafii Maarif, Din Syamsudin. Tiga kali saya hadir di Muktamarnya Muhammadiyah,” ungkap Khalid Higuchi yang sebelumnya menjabat sebagai presiden JMA ini. (adi)