Deddy Mizwar Gabung Fahri Hamzah di Partai Gelora
Partai Gelora adalah akronim dari Partai Gelombang Rakyat. Partai ini ditargetkan akan ikut kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Sejarah Partai Gelora identik dengan sosok Fahri Hamzah dan Anis Matta, mantan politikus PKS, yang merupakan tokoh di balik terbentuknya partai ini.
Gelora dimulai dari Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang kemudian bertransformasi menjadi partai.
Partai Gelora akan mendeklarasikan dirinya pada Minggu, 10 November besok, bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Aktor sekaligus mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar bergabung dengan Partai Gelora. "Saya berpikir mendukung sebuah visi misi baru ini, arah baru yang memang dibutuhkan oleh bangsa ini ke depan. Mudah-mudahan masyarakat konsisten, arahnya betul, konsistensinya, ini yang perlu kita kawal," kata Deddy Mizwar.
Pria kelahiran 5 Maret 1955 ini menganggap hal yang lumrah ketika dirinya hengkang dari Partai Demokrat ke Gelora.
Deddy Mizwar mengaku telah melayangkan surat pengunduran dirinya langsung ditujukan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi masalah pindah partai bukan hal yang luar biasa. Dari Golkar bikin NasDem, dari Golkar bikin Hanura, itu hal yang biasa. Bukan hal yang harus dihebohkan. Semuanya kan saudara kita, semuanya dasarnya kan Pancasila dan UUD 1945. Tapi bagaimana kinerjanya yang bisa langsung mewakili atau untuk kepentingan rakyat. Implementasi itu yang harus direaktualisasi," lanjut Deddy Mizwar.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demorkat Andi Arief mengomentari bergabungnya Deddy Mizwar ke Partai Gelora besutan Fahri Hamzah sebagai Partai Gelanggang Orang Rapuh.
"Kalau menggoda dan mengumpulkan milik orang lain artinya memang itu Gelanggang Orang Rapuh (Gelora)," tulis@AndiArief_.
Ia lantas membandingan cara Partai Solidaritas Indonesia dengan Gelora merekrut kadernya. "Tirulah PSI, mereka mengajak orang baru, mendidiknya, sampai mengerti politik. Bukan menggelorakan jalan mudah, murah, dan gak mau lelah dengan pembajakan," sambung Andi Arief.
Bahkan, Andi Arief ikut menyeret nama Ruhut Sitompul setelah Partai Gelora berhasil 'membajak' Deddy Mizwar.
"Saya tidak memerangi Partai Gelora, cuma mau menantang cara berpikir merekrut dan membajak kader. Mana mungkin ada arah baru dengan orang lama yang tanpa loyalitas seperti Deddy Mizwar. Agar Gelora tidak jatuh di garis start.
Setelah Deddy Mizwar, saya menyarankan Partai Gelora merekrut Ruhut Sitompul," tulis Andi Arief dengan menandai akun Twitter Ruhut Sitompul.