Debat Publik Pertama Pilwali Surabaya, Ada Aksi Dukungan Kotak Kosong
Debat publik pertama Pilwali Surabaya 2024 yang digelar di Dyandra Convention Hall sempat diwarnai aksi sejumlah orang yang menamai diri mereka sebagai "Gerakan Coblos Kotak Kosong" di dekat area pedestrian sebuah minimarket, Jalan Basuki Rahmat, Genteng, Surabaya, Rabu 16 Oktober 2024 malam.
Massa yang hanya berjumlah sebanyak empat orang tersebut membentangkan spanduk bertuliskan "Coblos Nomor Urut 2 Kotak Kosong" dan menyerukan pilihan mereka kepada masyarakat yang lalu-lalang di jalan itu walaupun di sekitar mereka terdapat ratusan pendukung paslon Eri-Armuji.
Situasi di lokasi kian memanas, dimana para pendukung Eri-Armuji mendekat kepada pendukung kotak kosong dan berusaha menutup-nutupi spanduk yang dibentangkan para massa pendukung kotak kosong itu.
Para pendukung Eri-Armuji bahkan membuat barisan dan berjoget sambil menyanyikan dengan lantang yel-yel dukungan mereka terhadap jagoannya, yang sedang memaparkan visi-misi mereka di hadapan para panelis.
Akhirnya saling tuding beserta teriakan terdengar dan tidak bisa dihindarkan. Petugas kepolisian berusaha untuk mengambil langkah dengan mendatangi massa "Gerakan Coblos Kotak Kosong" dan meminta mereka untuk menepi dan meminta massa pendukung Eri-Armuji untuk menyebrang dan mendekat ke Dyandra Convention Hall.
Kasat Intel Polrestabes Surabaya AKBP Eddy Hartono mengatakan, pihaknya meminta para pendukung Eri-Armuji untuk bergeser ke sekitar area Dyandra karena wilayah tersebut adalah ruang publik untuk mengawal pasangan calon.
"Kami sudah meminta mereka untuk bergeser ke Dyandra, imbauan kami merapat di sana, gunakan ruang publik di area Dyandra, jangan melebar. Kita tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," ungkapnya.
Sementara itu salah satu massa aksi "Gerakan Coblos Kotak Kosong" Diana Samar mengatakan, sosialisasi kepada masyarakat terkait kotak kosong pada Pilwali Surabaya 2024 adalah sesuatu yang sah.
"Kami tidak melakukan hal-hal provokatif, itu hak kami sebagai warga negara dan warga Kota Surabaya, 18 partai tidak usah panik dengan kotak kosong, di atas kertas kalian hebat, biar ini menjadi sintesa dalam masyarakat, Surabaya akan semakin asik kalau semua saling menjaga," ungkapnya.
Diana juga menyatakan, pihaknya malam ini hanya mensosialisasikan preferensi politik mereka kepada masyarakat Kota Surabaya dengan membentangkan spanduk dan mengajak masyarakat untuk memilih kotak kosong.
"Apakah salah mensosialisasikan pilihan politik kepada rakyat? Tidak ada yang salah. Kami juga tidak memprovokasi untuk tidak memilih nomor satu (Eri-Armuji), kami menyuarakan kotak kosong sebagai suara rakyat, partai lawan rakyat," pungkasnya.