Debat Pilbup Malang 2024, Paslon 01 Beber Solusi Naiknya Kekerasan Perempuan dan Anak
Pasangan Calon (Paslon) 01, Sanusi-Lathifah Shohib beberkan solusi naiknya kekerasan kepada perempuan dan anak. Topik itu menjadi pertanyaan pertama dari panelis dalam Debat Publik Pemilihan Bupati (Pilbup) dan Wakil Bupati Malang 2024, Jumat, 25 Oktober 2024.
Sebagai peserta debat, Sanusi mengambil pertanyaan acak dalam amplop yang disiapkan panelis. Kebetulan, pertanyaan pertama bagi Paslon 01 tentang Perempuan, Anak, Difabel, dan Kaum Rentan.
Pertanyaan panelis yang dibacakan moderator memaparkan bahwa kasus kekerasan seksual di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebutkan, ada lebih dari 8000 kasus dilaporkan terjadi di Indonesia pada tahun 2023.
Sementara, berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang, pada tahun 2022-2024, angka kasus kekerasan seksual kepada perempuan sebanyak 62 kasus, kekerasan kepada anak 149 kasus, berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, dan penelantaran.
Calon Bupati Petahana, Sanusi maju untuk menjawab pertanyaan, tentang bagaimana caranya menangani masalah tersebut. Komitemen Paslon 01 dipertanyakan dalam menjamin kesejahteraan perempuan, dan anak di Kabupaten Malang.
Menurutnya, kasus kekerasan kepada perempuan dan anak ini merupakan kasus nasional. Jadi, perlu tanggung jawab bersama semua stakeholder untuk penyelesaiannya.
"Saya ajak semua kompnen menangani hal itu. Misalnya dari sektor pendidikan, diperlukan pendidikan etika, moral, dan berkarakter. Tujuannya agar Sumber Daya Manusia kita terkendali, gak melakukan tindakan amoral," kata Sanusi.
Sebab, menurutnya, tindakan amoral dapat dicegah sejak dini dengan pendidikan budi pekerti di sekolah. Makanya, selama menjabat sebagai Bupati Malang periode sebelumnya, Sanusi menerapkan kegiatan membaca kitab suci pada kalangan siswa SD dan SMP sesuai dengan agama masing-masing.
"Tujuannya, tentu agar keluarannya anak-anak gak urakan dan nakal. Saya pikir butuh peran orang tua juga yang gak kalah pentingnya. untuk menjaga putra-putrinya agar gak terjerumus ke dalam pergaulan bebas," imbuhnya.
Sementara itu, untuk perlindungan perempuan, Paslon 01 berkomitmen untuk memaksimalkan fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang. "Kita jaga bagaimana agar perempuan ini gak menjadi korban dari laki-laki," tandasnya.
Selain itu, Sanusi juga sempat menyinggung tentang komitmen Paslon 01 terhadap kaum difabel. Menurutnya, selama ini Pemkab Malang sudah banyak mempekerjakan anak-anak penyandang disabilitas dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan, dengan gaji yang setara pekerja normal.
Pasangannya, Lathifah menambahkan, berdasakan pengalamannya sebagai anggota DPR RI, siap meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Bukan cuma pendidiknya, tapi juga para peserta didik.
"Saya sudah memperjuangkan agar mereka diperlakukan dengan luar biasa, karena yang dididk ini juga luar biasa," pungkasnya.
Yang menarik, Paslon 02 menanggapi jawaban Paslon 01 tersebut dengan sederhana. Paslon Gunawan HS-Umar Usman hanya fokus mengenai bahasan difabel, yang sebenarnya tak ada dalam intisari pertanyaan panelis.
"Kami ingin mengetahui sejauh ini kenapa masih ada masalah perizinan? Dari 13 lembaga yang mengelola difabel di Kabupaten Malang, baru satu yang ada izinnya," kata Gunawan.
"Kenapa yang 12 belum ada izinnya? Masa jabaran selama ini dari 13 lembaga kurang 12," Umar menambahkan.
Paslon 01 tak punya kesempatan untuk menjawab tanda tanya tersebut. Pasalnya, pada segmen 2 ini masing-masing paslon hanya berhak menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban dari paslon lawan, tanpa bisa menanggapi tanggapan paslon lawan.
Debat publik pertama Pilkada 2024 Kabupaten Malang ini digelar di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang. Dimulai pukul 19.00 WIB, adu ide dan gagasan ini berlangsung dengan durasi sekitar 120 menit.
Advertisement