Debat Capres, Visi Misi Tiga Presiden dalam Politik Luar Negeri
Debat capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasuki kali ketiga, Minggu 7 Januari 2024. Ganjar Pranowo, capres nomor urut 3, mendapatkan giliran pertama membacakan visi-misi di tema hubungan internasional dan politik luar negeri. Disusul dua capres lainnya.
Visi Misi Ganjar Pranowo
Ganjar menyampaikan sejumlah visi dan misi capres nomor urut 3. "Politik luar negeri kita politik luar negeri kita adalah alat untuk negosiasi terhadap dunia luar," kata Ganjar mengawali misinya.
Ia menyebut penting melakukan redefinisi politik luar negeri bebas aktif. "Disesuaikan dengan kondisi kekinian," katanya. Salah satu visinya adalah menggunakan politik luar negeri untuk memberikan lapangan kerja, mendorong investasi serta memberdayakan diplomat untuk menyelesaikan isu tersebut.
"Kita mesti memperkuat infrastruktur diplomasi kita, duta besar, para diplomat dan tentu saja inilah yang musti kita berikan penugasan-penugasan untuk membereskan persoalan-persoalan kepentingan ekonomi nasional dalam konteks kekinian," kata Ganjar.
Selama empat menit, Ganjar juga menyinggung perhatian terhadap keamanan, terorisme, narkoba, perubahan iklim, dan kekerasan seksual. "Kepolisian betul-betul harus mengerti ini, dengan penguatan cyber system kita termasuk pengembangan SDM cyber yang kuat polisi dan menjadi pengayom masyarakat," terang Ganjar Pranowo.
Visi Misi Anies Baswedan
Capres dari nomor urut satu, menekankan visi misinya untuk menempatkan Indonesia kembali menjadi salah satu kekuatan global. "Indonesia tidak hadir sebagai penonton tapi Indonesia hadir sebagai penentu arah perdamaian kemakmuran bagi seluruh bangsa di level global maupun di level regional," kata Anies.
Ia juga menekankan perhatian pada sejumlah kejahatan global seperti kejahatan siber, perdagangan manusia, perdagangan anak juga narkoba. Anies juga menyinggung lemahnya pertahanan siber di era Presiden Joko Widodo. "Ironisnya Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker, sebuah ironi," katanya.
Anies juga ingin mengembalikan anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp700 triliun untuk digunakan menyejahterakan tentaranya. "Kita ingin mengembalikan dan 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu justru digunakan untuk membeli alat-alat yang bekas, di saat tentara kita lebih dari Separuh tidak memiliki rumah dinas sementara menterinya punya," kata Anies.
Visi Misi Prabowo
Sedangkan Prabowo Subianto memulai visi dan misinya dengan menyebut UUD 1945, bahwa kebijakan luar negeri bertujuan mendukung kepentingan nasional, melindungi tumpah darah Indonesia. "Untuk kita menjadi negara makmur untuk kita menjadi negara sejahtera untuk rakyat kita hidup layak punya pekerjaan layak kita harus menjaga kekayaan kita, mengelola kekayaan kita," katanya.
Prabowo juga menyinggung mempertahankan politik luar negeri bebas aktif. "Menjalankan politik tetangga baik," katanya.
Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan, juga bertekat melanjutkan belanja di sektor pertahanan. "Saya berkeyakinan hanya dengan pertahanan yang kuat kita akan dihormati. Kita akan menjaga kepentingan nasional kita. Tanpa kekuatan militer secara peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti sekarang ini akan diambil kekayaannya akan diusir dari tanah airnya tidak bisa tidak kita harus kuat kita harus kuat," tegasnya.