Debat Capres, Prabowo Dikritik soal Alutsista Usang
Sesi debat capres ketiga berlangsung cukup panas. Pada pertanyaan terkait utang luar negeri, dua calon presiden sama-sama menyindir belanja persenjataan bekas dari Kementerian Pertahanan.
Pertanyaan Utang Luar Negeri
Pertanyaan awalnya ditujukan pada Capres Prabowo Subianto. Moderator membacakan tentang utang luar negeri dan potensi intervensi kepada Indonesia.
Menjawab pertanyaan itu, Prabowo menegaskan jika utang luar negeri Indonesia tergolong sebagai salah satu yang terengah di dunia. Prabowo juga menyebut tak perlu khawatir intervensi soal utang sebab Indonesia disebutnya tak pernah mengalami default.
"Saya kok tidak terlalu kuatir, negara lain mau intervensi kita soal utang. Kita sangat-sangat dihormati, kita tidak pernah default. Seluruh dunia, mereka sangat hormat dengan Indonesia kita tidak pernah gagal utang," kata Prabowo sambil menekankan penguatan persenjataan dan pertahanan untuk melindungi negara dari intervensi negara lain.
No Utang No Usang
Pernyataan tersebut kemudian mendapat tanggapan dari Capres Ganjar Pranowo. Ia menekankan Indonesia harus berhati-hati bila hendak mengambil utang luar negeri.
Bila ingin berutang, Ganjar meminta syarat, perekonomian dalam negeri harus tumbuh 7 persen, dan icor turun 4 persen. Selain itu, Ganjar menekankan, anti korupsi menjadi syarat penting ada pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, Ganjar juga menekankan industri dalam negeri harus tumbuh, bila membahas tentang pertahanan. "Jadi mohon maaf, kaitan dengan utang, no utang no usang alutsista kita," tegas Ganjar.
Hal serupa juga disampaikan oleh Anies Baswedan. Capres nomor urut 1 ini menekankan bila utang luar negeri seharusnya digunakan untuk aktivitas produktif. "Bukan non produktif, seperti belanja alutsista bekas," kata Anies.
Tanggapan Prabowo Subianto
Kritik tersebut ditanggapi oleh Prabowo Subianto. Ia menyebut Anies tak paham soal persenjataan. "Hampir 50 persen alutsista itu bekas, tapi usianya masih muda," kata Prabowo pada gilirannya.
Belanja Alutsista Bekas
Sebelumnya, isu belanja alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista) bekas, menjadi sorotan setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut, belanja modal Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepanjang tahun 2023 mencapai Rp70,9 triliun atau naik 36 persen dibandingkan 2022, yang sebesar Rp52,1 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga menyebutkan, di luar anggaran yang diberikan pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kemhan juga melakukan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri untuk periode 2020-2024 senilai USD25 miliar atau setara Rp385 triliun, dikutip dari Okezone.
Advertisement